“Artinya, anak-anak muda itu sudah bisa mengembangkan usaha melalui media online tersebut. Di antaranya melalui tiktok, instagram, facebook dan lainnya” tuturnya.
DARA –Selama dua hari berturut-turut, Rabu-Kamis (18-19/5/2022), Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Supriatna mengunjungi sejumlah pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) di Kecamatan Ibun.
Mulai dari pelaku usaha makanan tradisional borondong, pembuatan pakaian anak/bayi, dan pelaku usaha lainnya, yang pemasarannya memanfaatkan melalui media online.
Pada kegiatan Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) itu, Emma Dety juga sempat mengunjungi Posyandu, PAUD, Kampung KB, dan rumah tidak layak huni yang akan diperbaiki melalui program bedah rumah. Diketahui, Pemkab Bandung mentargetkan 7000 rumah tidak layak huni yang menjadi sasaran perbaikan pada 2022, dan sudah terealisasi 4.030 rumah.
Usai mengunjungi/menemui para pelaku usaha di Kecamatan Ibun, Emma Dety mengungkapkan, pihaknya sedang berupaya untuk mendorong para pelaku usaha dari kalangan anak-anak muda atau kaum milenial.
“Mereka nantinya bisa menjadi penerus para pelaku UMKM kedepannya. Apalagi saat ini, sedang giat-giatnya para pelaku usaha dari kalangan anak muda tersebut,” kata Emma Dety kepada wartawan di sela-sela program Bunga Desa di Desa/Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Kamis (19/5/2022).
Emma Dety melihat begitu banyak dan luar biasa para pelaku UMKM di Kecamatan Ibun itu. “Di antaranya, UMKM makanan tradisional borondong, yang saat ini dikelola oleh Mak Erat di Kampung Sangkan, Desa Laksana Kecamatan Ibun. Mak Erat, sudah menularkan usahanya itu kepada anak-anaknya,” tutur Emma Dety.
Dari hasil pembicaraan dengan pelaku usaha itu, Emma Dety menyebutkan, dalam pengolahan atau produksi borondong itu ada kendala dalam pengadaan bahan baku beras ketan.
“Bahan baku beras ketannya itu sudah tak ada lagi di Kabupaten Bandung. Sedangkan kualitas bahan baku beras ketan yang ada di Kabupaten Bandung kurang bagus, sehingga mengambil dari luar kabupaten. Ini menjadi persoalan dalam pengembangan usaha borondong,” ucapnya.
Ia berharap kedepannya Dinas Pertanian Kabupaten Bandung bisa membantu dan memfasilitasi pengadaan bahan baku beras ketan yang berkualitas untuk kelangsungan usaha produksi borondong tersebut.
“Sementara saat ini bahan bakunya mengambil dari kabupaten lain,” katanya.
Ia juga sempat bertanya surat ijin usaha pengembangan usaha berondong tersebut. “Setelah ditanya, mereka belum punya surat izin usaha. Padahal sudah mengembangkan usaha itu kurang lebih hampir 45 tahun. Lebelnya juga masih belum menarik, dan diharapkan kedepannya bisa lebih menarik. Termasuk kemasannya kedepan bisa lebih menarik lagi,” katanya.
Emma Dety juga berharap kedepannya kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, maupun Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung ada sebuah acara atau kegiatan bimbingan teknik kepada para pelaku usaha.
Selain itu Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung, bisa berperan dalam memberikan edukasi kepada para pelaku usaha itu. Dalam pelaksanaan pelatihan atau bimbingan tekniknya dilakukan di lokasi, supaya manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar.
“Dengan sasaran peserta bimteknya adalah kaum milenial, supaya bisa menggenjot para pelaku milenial dalam pengembangan bidang usaha tersebut,” ujar Emma Dety.
“Dengan harapan, usaha yang digeluti oleh para pelaku UMKM itu bisa dikembangkan dan ditularkan kepada yang lainnya. Supaya pengembangan usahanya itu bisa lebih berkembang,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, ternyata di Kabupaten Bandung itu, khususnya di Kecamatan Ibun ada produk bantal, pakaian bayi, dan gendongan bayi serta banyak produk lainnya.
“Saya juga baru mengetahui, ternyata di Kabupaten Bandung sangat luar biasa. Saya juga senang, saat lihat ke lapangan, banyak anak-anak muda yang menjadi pengusaha UMKM,” sebutnya.
Jika dilihat dari penampilan fisiknya, kata dia, anak-anak muda itu, khususnya pada warna rambutnya dengan penampilan warna yang bervariasi, tetapi memiliki jiwa usaha.
“Saya pun turut mengapresiasinya, dan ini sangat luar biasa. Ini berharap bisa ditularkan kepada anak-anak muda yang ada di Kecamatan Ibun, khususnya dalam pengembangan usaha atau menjadi jiwa wirausaha muda,” katanya.
Ia berharap dengan adanya pengembangan usaha UMKM itu, para kaum milenial tidak harus bekerja di pabrik atau perkantoran.
“Ketika saya tanya kepada para pelaku UMKM, bagaimana pemasarannya, ternyata melalui online. Ini kan sangat luar biasa. Artinya, anak-anak muda itu sudah bisa mengembangkan usaha melalui media online tersebut. Di antaranya melalui tiktok, instagram, facebook dan lainnya” tuturnya.
Editor: Maji| Wartawan: Trinata