DARA | INDIA – Gelombang panas menerjang India. 100 orang tewas. Dikhawatirkan akan menimbulkan kriris kemanusiaan.
Beberapa tahun terakhir, suhu panas di India semakin intensif, semakin sering dan lama. “India menjadi salah satu negara yang diprediksi mengalami dampak terburuk akibat krisis iklim,” ujar laporan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), di lansir CNN.
Dikutip dari Sindonews, para pakar di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyatakan, jika dunia berhasil memangkas emisi karbon, membatasi kenaikan suhu global, beberapa wilayah di India akan menjadi sangat panas, sehingga akan menguji batas kemampuan manusia untuk dapat bertahan hidup.
“Masa depan gelombang panas terlihat memburuk, meski dengan mitigasi perubahan iklim yang besar dan semakin memburuk tanpa mitigasi,” tutur Elfatih Eltahir, profesor hidrologi dan iklim di MIT.
Pemerintah India mendeklarasikan gelombang panas saat suhu mencapai minimal 4,5 derajat Celsius di atas suhu normal untuk wilayah itu dalam sedikitnya dua hari. Gelombang panas menjadi “parah” saat suhu naik 6,4 derajat Celsius di atas normal selama sedikitnya dua hari.
Batas untuk gelombang panas itu berbeda di tiap wilayah. Di New Delhi, gelombang panas dideklarasikan setelah dua hari berturut-turut suhu minimal 45 derajat Celsius. Tahun lalu, ada 484 gelombang panas resmi di penjuru India, naik dari 21 lokasi pada 2010.
Selama periode itu, lebih dari 5.000 orang meninggal dunia. Pada Juni, Delhi mencapai suhu 48 derajat Celsius, tertinggi dalam catatan pada bulan itu. Barat ibu kota, Churu, Rajasthan, hampir menyentuh rekor panas dengan suhu 50,6 derajat Celsius.
Negara bagian termiskin di India, Bihar, telah meliburkan semua sekolah, perguruan tinggi, dan pusat pelatihan selama lima hari setelah gelombang panas menewaskan lebih dari 100 orang. Keputusan itu diikuti peringatan untuk tetap di dalam ruangan selama suhu panas terjadi.***
Editor: denkur/ Sumber: sindonews