DARA | JAKARTA – Kementerian Pertanian alokasikan kawasan bawang putih di APBN 2019 seluas 10.425 hektar. Target alokasi tersebut naik dua kali lipat dibanding alokasi yang sama di tahun 2018, yaitu seluas 5.600 hektare.Kenaikan alokasi lahan tanaman tersebut untuk mengejar target swasembada benih 2019 dan swasembada bawang putih 2021.
Hasil pendataan dan observasi Kementerian Pertanian (Kementan) Kabupaten Bangli Provinsi Bali, diniali sangat tempat untuk menjadi salah satu sentra bawang putih disamping daerah eksisting lainnya seperti Lombok Timur dan Bima di NTB, Magelang, Temanggung dan Karanganyar di Jawa Tengah, Malang di Jawa Timur dan Solok di Sumatera Barat.
Bangli memiliki sejarah yang cukup panjang sebagai salah satu penghasil bawang putih. Di era 90 an, wilayah ini secara rutin menanam sampai menyimpan benih untuk ditanam di musim berikutnya. Kecamatan Kintamani yang berada di balik bukit Danau Batur, berketinggian 800 – 1.200 m dpl cocok untuk pengembangan bawang putih.
Kepala Seksi Dinas Pertanian Kabupaten Bangli Yusri, menyebut bawang putih lokal Bangli kualitas rasa lebih baik daripada bawang putih impor. “Keunggulan rasa bawang putih lokal tersebut menjadi nilai tambah tersendiri. Dengan adanya alokasi APBN dan investasi importir, makin membangkitkan gairah petani untuk kembali bertanam bawang putih,”kata Yusri.
Para petani di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani kini bersemangat menanam bawang putih seperti nenek moyangnya terdahulu. Ketua Kelompok Tani Bukit Bawon Jeri Pardi, mengaku bangga mendapat alokasi APBN kawasan bawang putih 2018 seluas 10 hektare.
“Kami berterima kasih pada dinas dan pemerintah pusat karena dipercaya untuk mengembangkan bawang putih di Desa Songan B ini. Petani sangat terbantu dan senang dengan program ini. Moga tahun ini bisa dialokasikan kembali untuk anggota kami yang belum kedapatan tahun lalu,” pinta Jero.
Petani bawang putih lain menunjukkan bawang putih lokal asli Kintamani yang berukuran cukup besar. “Dari dulu saya nanam bawang putih sini, harga juga bagus dan dicari orang. Ukurannya lumayan besar kok,” ungkap Made. Tahun lalu, Made dan kelompok taninya mendapat alokasi APBN seluas 6 hektare.