Salah satu strategi yang dilakukan indusri kecil menengah Bandung Barat untuk bisa bertahan saat pandemi Covid-19 adalah dengan sistim pemasaran.
DARA | BANDUNG – Selama ini, para IKM KBB yang bergerak di bidang kuliner memasarkan produknya dengan mengoptimalkan layanan secara online melalui media sosial.
“Alhamdulillah, mereka bisa bertahan, karena penjualan produknya sudah terbiasa melalui daring,” ujar Kepala Seksi Pengembangan Teknologi Industri Kreatifitas dan Inovasi Bidang Industri Agro Disperindag Kabupaten Bandung Barat, Asep Koswara, saat ditemui di Ngamprah, Rabu (3/6/2020).
Untuk memperkuat IKM, terutama yang bergerak di bidang kuliner Bidang Agro Industri mengembangkan empat macam metode pemasaran. Melalui endorse, multi level marketing (MLM), media sosial (medsos) dan gabung di Buka Lapak, mereka bisa mengembangkan usahanya dengan strategi pemasaran secara digital.
Ketika pemerintah memberlakukan sosial distancing disaat pandemi, pelaku usaha IKM bidang kuliner tidak terlalu berpengaruh. “Bahkan diantaranya justru meraup keuntungan dengan penjualan yang signifikan,” kata Asep.
Selain produk-produk IKM yang dikoordinir Dianie Hadyanti, kacang goreng Keratonz produksi Wita cukup laris manis. Kata Asep, kacang goreng yang diproduksi warga Parongpong ini menghabiskan bahan baku hingga 4,5 kwintal semasa lebaran kemarin.
Asep menarik kesimpulan, jika masa pandemi tidak terlalu berpengaruh bagi mereka yang biasa berjualan secara digital. Dari sekitar 10.000 IKM yang ada di KBB, paling-paling sekitar setengahnya yang terdampak Covid-19.
“Relatif aman bagi IKM yang bergerak di bidang kuliner dengan menggunakan jasa pemasaran secara online,” tuturnya.***
Editor: denkur