DARA | JAKARTA – Sedang kondisi darurat atau kritis, begitulah Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tanah air saat ini. Penyebabnya tidak laik karena pasar domestik sedang diserbu barang impor.
Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, berdasarkan data, dalam setahun rata-rata produk impor naik 10,4%. Sedangkan ekspor hanya naik 3%.
“Neraca perdagangan industri TPT di 2018 minus 25,6%. Itu yang terburuk sepanjang masa. Ekspor hanya tumbuh 0,9%, sementara impor tumbuh 13,9%,” ujarnya, dilansir detikcom, Jumat (26/7/2019).
Redma Gita mengatakan, salah satu perusahaan yang mulai kena imbasnya adalah PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) yang tergabung dalam Grup Duniatex yang tak mampu membayar utangnya.
“Kondisi industri TPT sedang SOS (keadaan darurat),” ujarnya.***
Editor: denkur