22 Oktober kini diperingati sebagai Hari Santri. Tema peringatannya tahun ini bertema Santri Duta Perdamaian Dunia. Inilah sembilan alasan pesantren sebagai laboratorium perdamaian.
DARA | BANDUNG – Dalam Peringatan Hari Santri Tahun 2019 Tingkat Jawa Barat, di Lapangan Gasibu Kota Bandung, Selasa (22/10), Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamlil, membacakan sembilan poin pidato Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama RI, Mohamad Nur Kholis Setiawan, terkait alasan pesantren sebagai laboratorium perdamaian.
Ribuan santri dari berbegai pesantren di Jawa Barat menghadiri acara tersebut dan gubernur bertindak sebagai inspektur upacara. Poin pertama, karena kesadaran harmoni beragama dan berbangsa lewat perlawanan kultural di masa penjajahan, perebutan kemerdekaan, pembentukan dasar negara, tercetusnya Resolusi Jihad 1945, hingga melawan pemberontakan PKI yang tak lepas dari peran kalangan pesantren.
Kedua, metode mengaji dan mengkaji. Melalui itu, para santri dididik untuk belajar menerima perbedaan.
Namun tetap bersandar pada sumber hukum yang otentik. Ketiga, para santri biasa diajarki khidmah (pengabdian) sebagai prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial.
Keempat, pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling membantu di kalangan santri. Kelima, gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren.
Keenam, karena pesantren adalah tempat lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar. Alasan ketujuh, para santri senantiasa merawat khazanah kearifan lokal.
Kedelapan, prinsip maslahat (kepentingan umum) merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh kalangan pesantren. Poin kesembilan sekaligus terakhir, karena pesantren menanamkan spiritual sehingga santri jauh dari intoleransi, pemberontakan, dan terorisme.***
Editor: Ayi Kusmawan