“Bagi masyarakat yang terindikasi sakit, sebaiknya jangan beribadah di masjid. Tapi untuk yang sehat silahkan. Masyarakat yang beribadah di masjid juga disarankan agar membawa peralatan ibadah, seperti sajadah dari rumah,” kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman
DARA | CIANJUR– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat meminta masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar ruangan. Selain meliburkan kegiatan belajar mengajar di setiap lembaga pendidikan.
Masyarakat muslim yang kondisinya kurang sehat pun, diimbau agar tidak melaksanakan aktivitas ibadah di masjid. Kebijakan itu dilakukan untuk mengantisipasi dan menekan penyebaran serta penularan virus Corona (Covid-19) di wilayah itu.
“Bagi masyarakat yang terindikasi sakit, sebaiknya jangan beribadah di masjid. Tapi untuk yang sehat silahkan. Masyarakat yang beribadah di masjid juga disarankan agar membawa peralatan ibadah, seperti sajadah dari rumah,” kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, kepada wartawan, Minggu (15/3/2020).
Herman menyebutkan, untuk kegiatan belajar mengajar mulai dari TK/Paud, SD, SMP hingga SMA/SMK sederajat di Kabupaten Cianjur, diliburkan selama dua pekan ke depan.
“Sudah ditetapkan, mulai besok (Senin) sekolah diliburkan. Mulai dari TK, SD, SMP, serta SMA/SMK sederajat,” ucapnya.
Herman juga meminta aktivitas perkuliahan turut dihentikan sementara dengan kondisi penyebaran Corona.
Terkait aktivitas belajar atau perkuliahan, menurutnya masih bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Sehingga para siswa tetap bisa belajar tanpa harus bertatap muka.
“Sekarang kan sudah canggih, bisa dengan berbagai cara. Jadi diharapkan para siswa bisa tetap belajar di rumah dan menjaga kesehatan melalui pola hidup bersih dan sehat,” kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, Oting Zaenal Muttaqin, mengatakan, terkait penghentian sementara kegiatan belajar siswa di Kabupaten Cianjur bakal disertai dengan surat edaran ke setiap sekolah.
Rencananya Disdikbud juga merancang metode pembelajaran agar siswa tetap belajar selama libur. Sehingga aktivitas siswa selama diliburkan tidak mengarah pada hal negatif, apalagi digunakan untuk bepergian ke luar daerah.
“Kami akan rapatkan siang ini, apakah metodenya nanti diberi tugas melalui pesan whatsapp atau bagaimana. Yang penting siswa tetap belajar. Untuk pemberitahuannya kami segera sebar surat edaran ke setiap sekolah,” tutur Oting.
Dia menambahkan, kaitan menghadapi ujian nasional, jika memang tidak memungkinkan pemerintah daerah diberi keleluasaan untuk menjadwalkan ulang waktu pelaksanaannya.
“Sudah ada edaran dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), kalau yang kondisinya darurat bisa dijadwalkan ulang sedangkan yang tidak tetap pada jadwal yang ada. Kita lihat nanti kondisinya di Cianjur apakah darurat atau tidak. Terpenting sekarang fokus pada langkah antisipasi,” pungkasnya.
Editor : Maji