Ini Tips Pembuatan Eco Enzyme, Apa Tuh…?

Senin, 18 Januari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Eco enzyme (Foto: Istimewa)

Ilustrasi Eco enzyme (Foto: Istimewa)

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung kini tengah mengembangkan Eco Enzyme. Cairan hasil fermentasi campuran antara sampah organik berupa sayuran atau buah-buahan dengan molase atau gula tebu bisa juga aren.


DARA – Eco enzyme memiliki beragam manfaat. Di antaranya membantu memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai ferlitizer atau pupuk). Tak hanya itu, eco enzyme juga mengobati tanah dan membersihkan air yang tercemar.

Kegunaan lainnya, eco enzyme bisa ditambahkan ke produk pembersih rumah tangga, seperti pencuci piring deterjen dan sebagainya.

Untuk itu, Kepala DPU Kota Bandung Didi Ruswandi mengajak warga Kota Bandung membuat eco enzyme. Dia pun memberikan tips dan caranya melalui akun Instagram @dpukotabandung.

Didi menerangkan, rasio dalam perbandingan berat yaitu 1:3:10. Yaitu perbandingan 1 adalah molase dari gula merah atau gula aren.

Perbandingan 3 adalah kombinasi potongan buah dan sayuran yang tidak busuk dan tidak mengandung alkohol. Untuk perbandingan 10 yaitu air bersih.

“Pembanding dalam pembuatan eco enzyme baiknya melakukan perbandingan 1:3:10,” tutur Didi.

Untuk medianya, Didi menggunakan tong dengan kapasitas 60 liter. Dari 60 liter tersebut, tidak boleh diisi sepenuhnya, karena proses tersebut merupakan fermentasi.

“Tong hanya boleh diisi 2/3 atau 40 liter air. Masukkan air 40 liter, sehingga molasenya berbanding 10 (4 liter). Lalu masukkan campuran sayuran dan buah dengan perbandingan 3,” jelasnya.

Molase perbandingan pertama yaitu 4 liter, sehingga dikalikan perbandingan 3. Jadi 3×4 = 12, maka masukan 12 kg sayuran dan buah-buahan.

Setelah semua bahan dimasukkan, lalu diaduk merata dan dianjurkan ditutup rapat menggunakan plastik dan karet.

“Pengadukan ulang setelah hari ke-7. Kemudian ditutup lagi. Lalu pengedukan kembali hari ke-30. Jadi ada tiga kali pengadukan,” kata Didi.

Dia menganjurkan, eco enzyme tidak terkena sinar matahari. Sehingga eco enzyme bisa dipanen setelah 3 bulan.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Diskominfotik Bandung Barat, Berikan Edukasi Tentang Proteksi Penggunaan Data Pribadi
Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia
Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Conference of the Parties ke-29 (COP29) Komitmen Baru Menuju Bumi Lebih Hijau 
Duel Indonesia Vs Jepang Bakal Heboh, JKT48 Bakal Menghibur Superter Garuda
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
Jabar Tolak Judol dan Pinjol Ilegal, Bey: Ini Kesepakatan Semua Pihak
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 20:50 WIB

Diskominfotik Bandung Barat, Berikan Edukasi Tentang Proteksi Penggunaan Data Pribadi

Jumat, 15 November 2024 - 17:18 WIB

Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia

Jumat, 15 November 2024 - 16:14 WIB

Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 15 November 2024 - 15:15 WIB

Conference of the Parties ke-29 (COP29) Komitmen Baru Menuju Bumi Lebih Hijau 

Berita Terbaru