Generasi ini mulai memiliki penghasilan sendiri dan hidup mandiri.
DARA| Gen Z, yang sering disebut sebagai generasi muda, sebenarnya sudah
mulai memasuki usia dewasa. Pada tahun 2025, usia tertua Gen Z akan berusia 28 tahun.
Generasi ini mulai memiliki penghasilan sendiri dan hidup mandiri. Jakpat melakukan survei kepada 1.155 Gen Z yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memahami karakteristik dan perilaku mereka.
Gaya Hidup dan Kebiasaan Konsumsi
Pada waktu luang, Gen Z banyak menghabiskan waktu mereka dengan gadget, seperti menjelajahi media sosial (63%), menonton film (57%), mendengarkan musik atau podcast (55%), dan bermain gim (53%).
Media sosial yang paling populer di kalangan Gen Z adalah Instagram, TikTok, dan YouTube, yang cenderung lebih banyak digunakan perempuan.
Sebanyak 49% Gen Z mengonsumsi makanan siap saji 1–2 kali dalam seminggu.
Hampir setengah dari mereka juga mengonsumsi minuman manis 1–3 kali dalam sehari. Meski demikian, 42% Gen Z mengaku khawatir terhadap risiko penyakit diabetes.
Sebanyak 78% Gen Z mengonsumsi kopi, dengan waktu paling populer untuk meminumnya antara pukul 18.00–21.00, sebagaimana diakui oleh 33% responden. Saat membeli kopi, faktor utama yang dipertimbangkan adalah harga (47%), rasa (46%), dan keamanan bagi lambung (34%).
Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead di Jakpat, dalam rilisnya yang diterima dara.co.id mengungkapkan, meskipun Gen Z berpendidikan tinggi dan sadar akan kualitas kopi, mereka tetap memperhatikan anggaran.
“Kopi telah menjadi social media statement bagi Gen Z. Banyak dari mereka yang masih duduk di bangku kuliah atau baru memulai karier, sehingga harga menjadi factor penting,” ujar Septiana.
Ganguan Kesehatan Mental
Dari berbagai jenis gangguan mental, 3 dari 5 Gen Z mengaku sering mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba (mood swing). Lebih dari separuh Gen Z juga mengaku mengalami gangguan tidur, baik kesulitan tidur maupun tidur berlebih.
Alasan gangguan mental di kalangan Gen Z sangat beragam. Sebanyak 60% mengaku khawatir terhadap masa depan, sementara 57% merasa tertekan akibat masalah keuangan. Selain itu, 54% Gen Z yang telah memiliki anak mengaku stres karena kurangnya Waktu untuk diri sendiri.
Masalah kesehatan mental pada Gen Z turut disoroti Septiana, “Produk dengan solusi praktis, baik berupa produk fisik maupun layanan digital yang berfokus pada Kesehatan mental, berpotensi menarik perhatian konsumen Gen Z. Contohnya aplikasi meditasi, suplemen untuk mendukung mood atau tidur, aromaterapi, minuman dan makanan yang diklaim dapat membantu relaksasi, serta produk pengurang stres seperti teh herbal dan
camilan berbasis adaptogen.”
Ingin memahami lebih dalam tentang karakter Gen Z dalam gaya hidup, kebiasaan konsumsi, kesehatan mental, pendidikan, karier, dan keuangan? Unduh laporan lengkap “Gen Z Characteristics and Behaviors” melalui tautan: https://insight.jakpat.net/gen-z-characteristics-and-behaviors/.
Editor: Maji