Komitmen menjadi barang yang langka. Kata maaf dijadikan obat yang murah.
DARA | Pasca dikecewakan teman koalisinya, Partai Demokrat gelar konsolidasi dengan para pengurus dan kader partai di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2023).
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pidatonya membahas dinamika politik yang menerpa partainya di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Berikut pidato lengkap AHY dalam pidatonya tersebut, sebagaimana dikutip dari web resmi Partai Demokrat, Senin (4/9/2023):
Bismillahirohmanirrahim;
Assalamualaikum wa-rahmatullahi wa-barokatuh;
Salam sejahtera untuk kita semua; Syalom; Om swastiastu; Namo budaya; Salam kebajikan
Para pengurus, kader dan simpatisan Partai Demokrat, serta seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai dan banggakan,
Terima kasih secara khusus kepada teman-teman media, insan pers, yang telah berkenan hadir di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat hari ini. Baru saja, saya memimpin rapat pleno Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat. Saya ingin menyampaikan beberapa hal, sebagai respons terhadap perkembangan situasi politik terkini. Juga, sekaligus untuk mengklarifikasi sejumlah pemberitaan yang tidak benar, apakah itu hoax atau pemutarbalikan fakta yang beredar luas belakangan ini di berbagai media, termasuk media sosial.
Pada kesempatan yang baik ini, saya tidak lagi membahas secara detail dan kronologis, karena semua telah disampaikan secara gamblang sebelumnya. Pertama, melalui Press Release Sekjen Partai Demokrat Bung Teuku Riefky Harsya, pada hari Kamis, tanggal 31 Agustus 2023.
Kedua, pada Rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat, yang digelar pada hari Jumat, tanggal 1 September 2023. Ketua MTP Bapak SBY, secara langsung memimpin juga menyampaikan sikap dan posisi Partai Demokrat terkait dinamika politik yang terjadi begitu cepat dan mengejutkan, khususnya tentang nasib dan masa depan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Saya bisa memahami dan merasakan apa yang ada di hati dan pikiran para kader Demokrat. Berkecamuk, juga beraduk, antara marah, kecewa dan sedih. Ada yang memilih untuk diam, tapi tidak sedikit yang kemudian mengekspresikannya di ruang-ruang publik. Sekali lagi saya bisa merasakannya.
Namun, saya mengajak kita semua untuk sabar dan ikhlas menerima kenyataan ini. Pasti ada rencana Tuhan, yang jauh lebih baik, untuk kita semua. Mungkin saat ini kita belum tahu persis apa bentuknya.
Tapi yang jelas, sebagai pemimpin, sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, saya bangga sekaligus terharu, atas ketegaran, kesetiaan, soliditas dan solidaritas seluruh kader dan simpatisan Partai Demokrat, dalam menghadapi ujian dan tantangan ini. Saya juga berterima kasih, karena itu semua yang telah membuat perahu besar ini tetap kokoh, di tengah badai.
Saya juga menyampaikan terima kasih secara tulus, kepada para tokoh, para sahabat, dan berbagai kalangan masyarakat Indonesia yang telah menyampaikan simpati, doa serta harapan baiknya bagi saya dan Partai Demokrat.
Selanjutnya, saya mengajak seluruh kader Partai Demokrat, agar tetap tenang dan berpikir jernih. Kita tidak akan patah oleh ganjalan politik sekeras apa pun. Meskipun, kita juga tidak akan berkompromi pada konspirasi politik securang apa pun.
Saya juga mengajak kita semua untuk bersyukur, karena Allah SWT masih sayang kepada kita. Bisa jadi, ini adalah cara Tuhan untuk menyelamatkan kita dari hal-hal yang lebih buruk.
Saya tahu, para kader Demokrat marah dan kecewa, bukan karena Ketumnya tidak jadi Cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur, serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan. Bagi Demokrat, ini sesuatu yang fundamental.
Kita merasakan, dalam hiruk pikuk politik menuju Pemilu 2024, seolah etika, integritas pribadi, dan komitmen politik, menjadi tidak penting dan relevan, dalam mencapai tujuan. Ini yang justru menebalkan keyakinan politik saya, bahwa perubahan benar-benar diperlukan; karena demokrasi yang sejati hanya bisa dirawat dan tetap eksis jika hal-hal mendasar tadi tetap dipertahankan.
Pengalaman di TNI mengajarkan kepada kami, untuk senantiasa memegang teguh nilai dan etika keperwiraan. Hal ini adalah modal utama bagi seorang prajurit dalam mengemban tugas apa pun. Dalam kondisi perang saja, kami diwajibkan untuk mematuhi etika dan aturan. Sehingga, perang bukan hanya soal killed or to be killed. Bukan hanya tentang menang atau kalah. Tetapi juga soal cara untuk bisa memenangkan peperangan itu.
Begitu juga dalam berpolitik. Saya rasa semua rakyat Indonesia yang kita perjuangkan ini, sepakat untuk berpolitik secara beretika. Artinya, kita mendambakan praktik-praktik yang baik. Kita juga tidak ingin seolah semuanya bisa, asal tidak boleh kalah. Cara tidak boleh menikam tujuan. Cara, juga harus dijiwai oleh tujuan. Begitu pula sebaliknya. Ini adalah pandangan Mahatma Gandhi, yang juga menjadi rujukan utama dari pikiran- pikiran Presiden Soekarno.
Sejak awal, kami memiliki harapan besar terhadap hadirnya sebuah perubahan dan perbaikan. Bukan perubahan biasa, tetapi perubahan yang besar dan fundamental, yang berlandaskan pada nilai-nilai dan etika. Ini tentu membutuhkan kerja keras, kerja sama, dan komitmen dari semua yang ingin melakukan perubahan tersebut. Namun kenyataannya, hal itu tidak mudah untuk diwujudkan.
Komitmen menjadi barang yang langka. Kata maaf dijadikan obat yang murah, untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. Ini tentu berbahaya. Jika dibiarkan, bisa menjadi budaya; menjadi sebuah pembenaran. Lambat laun, bisa membentuk karakter bangsa yang tidak bertanggung jawab. Tentu sekali lagi, kami tidak akan membiarkan itu terjadi. Untuk itu, kami tidak akan menyerah, untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi kita.
Saudara-saudara,
Partai politik adalah sebuah institusi. Bukan pribadi. Sehingga ada tata kelola dan mekanismenya. Apalagi pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Memilih pemimpin, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden, yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa; tidak bisa hanya diputuskan begitu saja, dalam hitungan menit, oleh segelintir orang. Sesuai dengan konstitusi Partai Demokrat, tentu harus dimusyawarahkan terlebih dulu, dan dibicarakan dalam wadah Majelis Tinggi Partai.
Sejak awal pula, Partai Demokrat telah mengingatkan, untuk tidak sekali-kali melakukan fait accompli, atau dalam tanda kutip, memaksa Partai Demokrat, untuk menerima sebuah keputusan. Keputusan yang sepihak tanpa melibatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan tersebut. Dasarnya adalah, mutual trust, rasa saling percaya, juga semangat keadilan, dan kesetaraan, yang menjadi titik temu perjuangan.
Bagi kami, lebih baik bersepakat untuk tidak sepakat (agree to disagree), daripada dipaksa menerima keputusan, yang kami tidak terlibat dalam prosesnya. Inilah substansinya. Sehingga kami menghimbau, janganlah hal yang besar dikecilkan, sementara hal yang kecil dibesar-besarkan.
Para kader Demokrat dan rakyat Indonesia di seluruh Tanah Air, Kami berjanji, untuk tetap teguh di jalan Perubahan dan Perbaikan. Kami mengajak seluruh kader Demokrat untuk tetap solid dan mengikuti langkah-langkah yang akan diambil oleh pimpinan partai. Dalam upaya memperjuangkan Perubahan dan Perbaikan itu, Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain, yang memiliki kesamaan cara pandang, visi kebangsaan dan etika politik.
Mari kita songsong perjalanan politik yang baru, dengan hati yang bersih, niat yang baik, cara yang baik, dan tujuan yang baik. Pertama-tama, tentu dengan memberi maaf, kepada siapa pun yang telah menyakiti kita; baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kita semua bisa memaafkan, walaupun tidak begitu saja melupakan. Saya pun, sebagai manusia biasa, tentu tidak luput dari kekurangan. Mohon dimaafkan. Mari kita buka lembaran baru ke depan. Kita harus segera move on!
Hari ini, keluarga besar Partai Demokrat dengan berbesar hati menyatakan banyak peluang-peluang baik di depan. Mengapa? Karena pada akhirnya, negara ini adalah negara yang besar; memerlukan pemikiran
yang besar; jiwa yang besar; dan tindakan-tindakan yang besar. Jangan terjebak pada narasi dan isu yang bisa memecah belah sesama anak bangsa.
Kita tidak tahu dalam perjalanannya ke depan; kita mungkin akan bertemu kembali dan menjalin kerja sama untuk agenda-agenda besar kebangsaan. Untuk itu, saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 ke depan. Semoga sukses.
Akhirnya, kepada seluruh kader Demokrat, saya berpesan Tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar. Lanjutkan kerja keras kita. Tetap rendah hati, juga tetap percaya diri. Sukses dan kemenangan tetap bisa kita raih, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai moral, etika, serta kehormatan dan persahabatan.
Gusti Allah mboten sare. Tuhan tidak tidur. Ia tahu apa yang kita niatkan, ikhtiarkan, dan perjuangkan. Insya Allah, hasil tidak akan mengkhianati usaha.
Terima kasih. Tuhan bersama kita.
Editor: denkur