Disdik Jabar menyerahakan insiden yang melibatkan SMAN 10 dan SMKN 2 Bandung kepada pihak kepolisian. Siang tadi pihaknya mempertemukan kedua kepala sekolah dan berharap hal serupa tak terulang kembali.
DARA | BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat langsung mengambil langkah strategis menyikapi insiden perusakan sekolah yang melibatkan SMAN 10 dan SMKN 2 Kota Bandung yang terjadi akhir pekan lalu.
Disdik telah mengumpulkan kedua kepala sekolah di kampus SMA 10. Selain pihak sekolah, pertemuan juga dihadiri komite sekolah, Polsek Bandung Wetang, Polsek Cibeunying, Polrestabes Bandung, serta pegiat Bandung Kondusif. “Semua pihak bersepakat menjaga kondusivitas di kedua sekolah dan saling komunikasi,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, Rabu (30/10/19).
Dewi menyerahkan urusan penyelidikan kepada pihak kepolisian. Dia telah menginstruksikan kepala sekolah yang disupervisi Kantor Cabang Dinas Wilayah VII agar senantiasa berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
“Saat ini dari pihak kepolisian masih menyelidiki dan tetap menjaga mengawal di sekolah,” katanya.
Indsien ini, menurit Dewi, sama sekali tidak menganggu kegiatan belajar mengajar di kedua sekolah tersebut. “Para siswa tidak terpengaruh dan para guru dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik sesuai dengan jadwal pelajaran.”
Dewi berpesan kepada kedua kepala sekolah agar selalu menjaga kondusivitas sekolah dan para siswa tidak mudah terprovokasi oleh pihak mana pun. Untuk menghindari kejadian serupa terjadi pada masa mendatang, Dewi meminta setiap kegiatan atau even olahraga antar siswa senantiasa diawasi.
“Event atau lomba betul-betul dipantau, diawasi, diarahkan, dan dibimbing oleh pembina OSIS dari masing-masing sekolah. Setiap sekolah melaksanakan kegiatan kerohanian dan membina karakter siswa, komunikasi antara pihak sekolah, dan orangtua terus terjallin,” ujarnya.
Ia meminta kejadian ini menjadi pelajaran bagi para pendidik dan penyelenggara pendidikan, bahwa di era media sosial ini isu sekecil apapun bisa menjadi besar dan merugikan masyarakat, seperti yang terjadi saat ini. Pelajaran yang bisa diambil, lnajut dia, perlu terus memberikan bimbingan dan arahan penggunaan gadget, hape baik dari pihak sekolah maupun orang tua.
“Sehingga, para siswa dapat menghindari hal-hal yang negatif dan tidak mudah terprovokasi,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan