DARA | CIANJUR – Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terancam kehilangan puluhanribu ton padi pada musim tanam tahun ini dengan nilai kerugian sekitar Rp80 miliar. Ancaman ini muncul karena ribuan hektare lahan pertanian di Kecamatan Cibeber terus mengering.
Mengeringnya lahan pertanian di salah satu lumbung padi Kabupaten Cianjur ini akibat jaringan irigasi Sungai Cikondang belum diperbaiki. Sekitar enam bulan lalu tanggul irigasi tersebut jebol.
“Makanya lahan pertanian kekeringan. Bahkan terancam gagal panen,” ujar Camat Cibeber Ali Akbar, kepada wartawan, Selasa (2/7/2019).
Ali menjelaskan, saluran irigasi itu mengairi 1007 hektare lahan pertanian di sembilan desa. Satu hektare lahan pertanian di Cibeber menghasilkan 9-10 ton padi.
Dengan kata lain, lanjut Ali, Cianjur bisa kehilangan puluhan ribu ton padi dengan nilia kerugian Rp80 miliar. ”Itu perhitungan kerugian kasar dari dinas terkait,” katanya.
Ia menyebutkan, Pemprov Jawa Barat sudah melakukan lelang pembangunan irigasi itu. Hanya, kemungkinan pembangunannya baru berjalan tahun 2020 dan berfungsi kembali pada 2021.
Sementara itu, Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, pemerintah Kabupaten Cianjur telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi terkait jebolnya tanggul irigasi tersebut. Ia berharap, perbaikan tanggul segera dilakukan pada perubahan anggaran yang akan datang.
”Karena statusnya tanggul itu menjadi kewenangan pusat dan provinsi. Jadi kita menunggu bantuan dari yang bersangkutan saja. Tapi, saya sangat mengapresiasi masyarakat yang kemarin bekerjasama untuk menambah debit air di lokasi,” ujar Herman.
Selain di Cibeber, ia juga menemukan area persawahan yang terindikasi mengalami kekeringan. ”Sekitar 50 hektare lahan di sana berpotensi kekeringan, kami pun segera mengirim satu mesin pompa untuk membantu pengairan. Sumber airnya diambil dari Sungai Cibuni,” katanya.
Meski demikian, Herman belum menetapkan status darurat kekeringan bagi Kabupaten Cianjur. Ia mengaku, kondisi kekeringan di Tatar Santri ini masih bisa tertangani.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan