DARA | JAMBI – Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Karhutla di Provinsi Jambi sangat buruk. Catatan ISPU tahun 2019 lebih jelek dibandingkan tahun 2015.
“Hal ini berdampak kepada kesehatan,” kata Kepala BNPB Doni Monardo di Posko Karhutla Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarai, Jambi kemarin.
Asap di Jambi, menurut dia, begitu pekat, karena lebih dari 5.000 hektar adalah lahan gambut yang kedalamannya cukup dalam. “Di beberapa tempat apinya ada yang berada di dalam tanah, dengan kedalaman 5 meter.”
Data BMKG menunjukkan tahun 2015 ISPU (Partikulat PM10) terburuk Jambi adalah 173 (tidak sehat). Sedangkan tahun 2019, menutut Doni, ISPU (Partikulat PM10) terburuk Jambi mencapai 411 (berbahaya) dalam data hingga 23 September 2019).
“Kedepannya, pencegahan akan jauh lebih baik dari penanggulangan,” ujar dia.
Masih menurut dia, TMC dan water bombing tidak serta merta dapat mengatasi karhutla. Hanya alam yang dapat mengatasinya. Strategi selanjutnya, adalah menggalakkan sosialisai kepada masyarakat secara langsung.
Libatkan pemuka agama dan sebagainya untuk sosialisasi. “Tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar,” katanya, seraya menambahkan, selain berdampak terhadap kesehatan juga berakibat buruk. Doni meminta, jangan sampai ada lagi titik api baru.
Pada kesempatan yang sama, BNPB juga memberikan bantuan tujuh unit mesin pompa dan seribu 1.000 tabung oksigen ke Provinsi Jambi. “Alhamdulilah pagi ini diawali hujan, dari hasil usaha kita bersama. Doa dan usaha manusia memadamkan karhutla. Saya mendapat laporan sudah delapan kabupaten yang mengalami hujan,” ujar Doni.
Ia bersyukur, keran dalam penunjanuan di sana pagi itu diawali turunnya hujan. “Alhamdulilah pagi ini diawali hujan, dari hasil usaha kita bersama. Doa dan usaha manusia memadamkan Karhutla,” katanya, serayamenambahkan pula, ia mendapat laporan bahwa sudah delapan kabupaten yang mengalami hujan.
Editor: Ayi Kusmawan