Israel masih menggempur Jalur Gaza. Korban jiwa warga sipil Palestina pun bergelimpangan. Dilaporkan setidaknya 217 warga sipil, termasuk 63 anak-anak, tewas.
DARA – Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, rentetan gempuran Israel yang nyaris tanpa henti telah menewaskan setidaknya 217 warga Palestina, termasuk 63 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.400 orang. Itu terjadi dalam waktu seminggu.
Demikian seperti dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Rabu (19/5/2021).
Sementara itu, korban tewas di pihak Israel meningkat menjadi 12 orang setelah tembakan roket dari Hamas ke wilayah Eshkol, Israel selatan.
Serangan Israel yang bertubi-tubi telah membuat dua juta warga Palestina di Gaza menderita.
“Mereka menghancurkan rumah kami tetapi saya tidak tahu mengapa mereka menargetkan kami,” kata Nazmi al-Dahdouh (70) dari Kota Gaza.
Sementara itu, sesi sidang Dewan Keamanan PBB hari Selasa (18/5) waktu setempat, yang keempat kalinya digelar sejak konflik Israel-Palestina memanas, kembali berakhir tanpa konsensus.
Sama seperti sesi-sesi berikutnya di mana Amerika Serikat, sekutu utama Israel, terus memblokir adopsi pernyataan bersama yang menyerukan penghentian kekerasan di Gaza.
“Kami tidak menilai bahwa pernyataan publik saat ini akan membantu menurunkan ketegangan,” kata Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield dalam pertemuan tertutup tersebut, menurut seorang diplomat.
Prancis dan Mesir mendorong kesepakatan gencatan senjata, sementara Qatar dan Mesir sedang mengerjakan upaya lain, melalui PBB.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan sangat mendukung seruan untuk gencatan senjata, sambil mendesak militer Israel untuk bertindak dengan cara yang “proporsional”.
Konflik ini berisiko memicu bencana kemanusiaan. Menurut PBB, sekitar 58.000 warga Palestina telah mengungsi dan 2.500 orang telah kehilangan rumah mereka sejak Israel memulai gempuran ke Gaza.***
Editor: denkur | Sumber: detikcom