DARA | BANDUNG – Pemprov Jabar sedang membangun tujuh waduk dan bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dua waduk sebagai pengendali banjir Jakarta, lima waduk sebagai irigasi pertanian.
Humas jabar merilis, dua waduk pengendali banjir Ibu Kota RI berlokasi di Kabupaten Bogor, yakni Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi. Waduk Ciawi dirancang memiliki luas genangan 39,32 hektare dengan daya tampung air 5,03 juta meter kubik. Konstruksinya dimulai pada 2016 dan fisiknya sudah dikerjakan sekitar 9,51%.
Sementara Waduk Sukamahi direncanakan memiliki luas genangan 49,66 hektare dengan daya tampung air 1,38 juta meter kubik. Saat ini progresnya masih pada tahap pembebasan lahan dan konstruksi, dimulai sejak 2017-2018.
Menurut Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jabar, Eddy Nasution, kedua waduk ini akan dibangun di daerah aliran Sungai Ciliwung yang dinilai kerap menjadi sumber banjir Ibu Kota. “Sungai Ciliwung yang mengalir dari kebun teh yang ada di Puncak Bogor itu sampai ke wilayah DKI. Ini yang selalu menjadi permasalahan banjir,” katanya, pada Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Bandung, kemarin.
Lima waduk yang berfungsi sebagai irigasi pertanian lokasinya tersebar di Jawa Barat. Waduk Kuningan di Kabupaten Kuningan, Waduk Cipanas (Sumedang- Indramayu), Waduk Sadawarna (Subang), Waduk Leuwikeris (Kabupaten Tasikmalaya), dan Waduk Matenggeng di Kabupaten Pangandaran. Waduk Kuningan dirancang memiliki luas genangan 221,59 hektare dengan daya tampung air 25,95 juta meter kubik.
Waduk ini dapat mengairi 3.000 hektare lahan sawah dan memasok 500 kilo watt listrik. Pembangunan sudah dimulai 2013 dan progresnya mencapai 95,77 persen.
Waduk Cipanas diproyeksi memiliki luas genangan 1.444 hektare dengan daya tampung air 250,81 meter kubik. Waduk ini akan mengairi 9.243 hektare lebih sawah dan memasok 3 mega watt listrik. Saat ini kemajuan konstruksi yang dimulai sejak 2016 sudah terealisasi fisik 16,66 persen.
Waduk Sadawarna akan memiliki luas genangan 498,43 hektare dengan daya tampung air 43,56 meter kubik. Waduk ini direncanakan mampu mengaliri 4.500 hektare area irigasi dan memasok 3 mega watt listrik. Saat ini progress konstruksi masih dalam tahap pembebasan lahan.
Waduk Leuwikeris dirancang memiliki luas genangan 242,90 hektare dengan daya tampung 45,35 meter kubik. Waduk ini akan mampu mengairi area irigasi 11.216 hektare dan memasok 3 mega watt listrik. Progres konstruksi yang dimulai sejak 2016 sudah 46,85 persen.
Sedangkan Waduk Matenggeng masih dalam tahap review desain. Direncanakan, selain memasok air irigasi dan cadangan air baku, waduk ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir.
Lahan pertanian, menurut Eddy, tidak dapat hanya mengandalkan musim penghujan saja. Oleh karena itu perlu dibantu oleh air dari waduk.
Dengan ada waduk, indeks pertanaman meningkat hingga poin tiga alias alias petani bisa memanen padi sampai tiga kali setahun. “Manfaat waduk terhadap lahan pertanian adalah waduk itu bisa membuat kita bisa panen lebih dari dua kali setahun, mendekati tiga,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan