DARA | CIMAHI – Dalam lima tahun Pemprov Jawa Barat akan membangun infrastruktur kebudayaan. Untuk itu, pihaknya sudah menganggarkan ke 27 kabupaten/kota di daerah ini.
“Kami meyakini bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati budayanya,” kata Guabernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat hadir dalam kegiatan Kawin Cai sa-Nusantara (Kawin Air se-Nusantara), yang digelar Kampung Buyut Cipageran (Kabuci) Kota Cimahi, kemarin.
Menurut gubernur, pendidikan karakter melalui budaya dan kearifan lokal juga menjadi salah satu program penguatan karakter generasi muda Jawa Barat. Salah satunya melalui program Jabar Masagi.
Implementasi Jabar Masagi, lanjut dia, adalah seluruh program, baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat yang mampu menumbuhkan generasi muda di Jawa Barat sebagai manusia berbudaya. “Kami, Provinsi Jawa Barat sudah menyiapkan pendidikan karakter .karena kami milhat sekolah formal, kurikulum tidak cukup menghadapi masa depan.”
Jabar Masagi ini datang dari empat nilai kesundaan. Pertama, Surti adalah merasa, belajar sensitif atau memahami sesuatu yang tidak terucapkan. Nilai kedua, Harti adalah belajar paham atau memahami.
“Ketiga, Bukti artinya menunjukkan eksistensi kita dengan apa pun kita dan yang keempat, yaitu Bakti, seperti air mengalir ke masyarakat membawa kebermanfaatan,” katanya.
Kampung Buyut Cipageran (Kabuci) di Kota Cimahi menggelar tradisi unik, Kawin Cai sa-Nusantara (Kawin Air se-Nusantara). Tradisi ini “mengkawinkan” (menyatukan) air (cai dalam bahasa Sunda) dari kabuyutan yang ada di Tanah Air.
Kawin Cai diikuti 135 kabuyutan dari seluruh Nusantara yang membawa air untuk disatukan dalam satu tempat. Tradisi tersebut memiliki makna bahwa semangat persatuan perlu terus dipupuk dalam bingkai NKRI.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mewakili Presiden RI, Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna, perwakilan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat, para sesepuh dan pinisepuh Kabuyutan Cipageran, kabuyutan se-Nusantara, serta para tamu agung dari Bali, Yogyakarat, Solo, dan Thailand turut hadir dan ikut serta dalam tradisi ini.
Menurut gubernur, tradisi Kawin Cai sa-Nusantara sebagai simbol persatuan Indonesia yang harus terus kuat. Karena kuatnya persatuan dan kesatuan merupakan syarat sebuah negara maju.
“Dengan tradisi ini semangat persatuan dihadirkan oleh forum-forum kebudayaan se-Nusantara. Salah satunya dengan simbolis membawa air dari seluruh Nusantara untuk ditempatkan di Jawa Barat, sebagai simbol bahwa persatuan Indonesia harus kuat,” katanya.
Ia berharap melalui tradisi tersebut persatuan Indonesia semakin kuat. Kokohnya tradisi juga ditentukan oleh kebudayaan yang terus dipelihara dan dijaga karena bisa menunjukkan indentitas dan jati diri sebuah bangsa.
“Karena kebudayaan menunjukkan siapa kita. Selama kita tidak melanggar syariat, saya kira kebudayaan apa pun di Tanah Air Indonesia ini akan kita dukung,” ujar dia.***
Editor: Ayi Kusmawan