DARA | BANDUNG – Pemprov Jawa Barat menandatangani kerja sama dengan perusahaan pengolahan sampah plastik asal Inggris Plastic Energy Limited untuk mengubah plastrik menjadi solar. Rencananya pengolahan sampah model ini akan diterapkan di enam kota Jawa Barat.
Penandatanganan kesepakatan bersama dilakukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Kirk Evan mewakili Plastic Energy, di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung, kemarin.
Gubernur menyebutkan, Plastic Energy merupakan perusahaan lingkungan terbaik dan terbesar di Inggris yang berminat mengajak Pemprov Jawa Barat memerangi sampah plastik menjadi bahan bakar solar. “Kita tahu Indonesia dikenal sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan,” katanya.
Enam kota dipilih karena memiliki produksi dan konsumsi plastik yang cukup tinggi. Enam kota itu yakni Kota Bandung, Bogor, Bekasi, Depok, Cirebon, dan Kota Tasikmalaya. Plastic Energy akan menghibahkan dana sebesar 20 juta dolar atau sekitar Rp280 miliar.
Dana ini untuk studi kelayakan yang akan dilakukan pada Agustus 2019 hinggMaret 2020. “Akan studi kelayakan dulu hingga Maret 2020, setelah itu kita akan mulai memproses,” ujar dia.
Selain sebagai percontohan green development di Indonesia, proyek ini juga ada sisi bisnisnya. Total investasi pada proyek tersebut mencapai 200 juta dolar atau sekitar Rp2,8 triliun.
“Ini menunjukkan Jabar di mata dunia dilihat sebagai provinsi yang pro bisnis yang juga melahirkan mutual benefit yang juga terhadap lingkungan,” kata dia.
Krik Evan menjelaskan, dari 1 kilogram sampah plastik yang diolah akan menghasilkan 0,8 liter solar. Sampah plastik yang diolah adalah sampah plastik rumah tangga dan makanan.
Sementara, area untuk pengolahan ini membutuhkan luas 1 hektare. “Sampah plastik rumah tangga dan bungkus makanan, itu yang kita olah,” ucapnya.
Alasan Jawa Barat yang dipilih, menurut dia, karena Ridwan Kamil memiliki komitmen yang kuat memerangi sampah plastik. Setelah berhasil akan diterapkan di provinsi lain di Indonesia dan daerah ini menjadi pilot project.
“Kita pilih Jabar karena Pak Ridwan sudah berkomitmen kepada saya untuk pengolahan sampah plastik dan ada satu potensi agar bisa menjadi contoh untuk provinsi lain di Indonesia,” ujar Evan.
Jabar menjadi satu-satunya daerah di Asia yang menerapkan teknologi pengolahan sampah plastik ini.***
Editor: Ayi Kusmawan