Tertarik oleh pendapatan yang lebih tinggi di perantauan, Sarif lebih memilih mencari nafkah di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Dua tahun ia berada di sana. Kini sang istri dan dilanda kecemasan setelah mendengar Wamena rusuh.
CEMAS dan gelisah dirasakan Kokom Komariah (25) saat ini. Perasaannya tak menentu menanti kepulangan suaminya dari Papua.
Apalagi suaminya, Sarif (30), bekerja di Wamena. Kabar kerusuhan di Wamena pun sudah didengar oleh Kokom. Suaminya juga memberi kabar saat kerusuhan pertama kali pecah.
“Katanya di Wamena lagi rusuh. Sampai harus ngungsi ke Kodim Wamena. Padahal suami saya mau kerja sebelum rusuh itu,” ujar Kokom ditemui di rumahnya, Selasa (8/10/2019).
Kokom menyebut, suaminya sudah dua tahun merantau ke Papua bersama kakak dan adik kandungnya, Dede Supriatna (33), dan Sambas (20). Meski saat ini keluarganya telah mengungsi ke Jayapura, kekhawatiran masih menghantui Kokom.
Ia belum bisa tenang sebelum bertemu dan berkumpul kembali di rumah. Hari ini, kabarnya Sarif dan sejumlah warga Kabupaten Garut, Jawa Barat akan dipulangkan dari Papua.
“Informasinya hari ini mau pulang. Cuma belum pasti juga. Mudah-mudahan saja benar hari ini pulang,” katanya.
Terakhir kali suaminya pulang sekitar bulan Juni. Setelah hari raya Idul Fitri, suaminya kembali berangkat ke Papua.
Usaha yang lebih menjanjikan membuat suaminya memilih pergi ke Papua. “Kerja pasang wallpaper di sana. Suka keliling juga cari yang mau pasang. Kalau ribut antar warga katanya sudah biasa. Tapi ini kan rusuhnya malah ke pendatang,” ucapnya.
Kokom yang tengah hamil anak kedua hanya berharap suaminya bisa segera pulang. Ia juga bakal melarang suami dan keluarganya yang lain untuk berangkat ke Papua.
“Mending usaha di sini saja. Daripada balik lagi ke sana, bahaya. Apalagi saya lagi hamil lima bulan,” katanya.***
Wartawan: Beni | Editor: Ayi Kusmawan