Jakob Oetama Berpulang, Inilah Perjalanan Singkat Karirnya Hingga Menjadi Tokoh Pers Nasional

Kamis, 10 September 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakob Oetama (Arsip Kompas Gramedia)

Jakob Oetama (Arsip Kompas Gramedia)

Tokoh pers nasional, Jakob Oetama meninggal dunia Rabu kemarin (9/9/2020). Pendiri Kompas Gramedia ini berpulang di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. Ini perjalanan karirnya.


DARA | JAKARTA – Jakob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931. Orang tuanya bernama Raymundus Josef Sandiyo Brotosoesiswo (ayah) dan Margaretha Kartonah (ibu).

Jakob Oetama yang dikenal sebagai Presiden Direktur kelompok Kompas Gramedia ini pernah menjadi guru di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith di Jakarta.

Perjalanan pendidikannya, Jacob menyelesaikan pendidikan dasar di Yogyakarta. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Seminari di Yogyakarta (1951).

Jakob kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi Publisistik, Jakarta (1959) dan lulus dari Jurusan Publisistik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada pada 1961.

Skripsinya berjudul “Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin”.

Karier Jakob Oetama

Jakob Oetama mulai menggeluti dunia jurnalistik ketika bekerja sebagai redaktur Mingguan Penabur Jakarta. Bersama jurnalis legendaris Indonesia lainnya, yakni PK Ojong, Jakob mendirikan majalah Intisari tahun 1963. Ia dipercaya untuk menjadi Ketua Editor majalah bulanan Intisari.

Dua tahun kemudian, 28 Juni 1965, masih bersama Ojong, Jakob membangun surat kabar harian Kompas. Ia pun sempat menjadi Ketua Editor harian Kompas, lalu menjadi Pemimpin Umum/Redaksi Kompas hingga ke jabatan terakhir Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia.

Kesuksesannya sebagai bos perusahaan media tidak perlu diragukan. Jakob Oetama ikut berperan mendirikan Kompas Gramedia, Kompas Cyber Media, Kompas TV, Trans7, KG Media.

Kompas kekinian mulai merambah bisnis lain di luar media, mulai dari toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, hingga universitas.

Tidak hanya Kompas, Jakob Oetama bersama PK Ojong juga menjadi pemimpin terbitan mingguan Star Weekly. Ia juga membangun The Jakarta Post dengan kolaborasi bersama Jusuf Wanandi, Muhammad Chudori, Eric Samola, Fikri Jufri, Goenawan Mohamad, H. G. Rorimpandey dan Harmoko.

Selain sukses mendirikan perusahaan media, Jakob Oetama juga rajin dalam berbagai organisasi.

Riwayat organisasi Jakob Oetama:

– Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
– Anggota DPR Utusan Golongan Pers
– Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia
– Anggota Dewan Penasihat PWI
– Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ)
– Anggota Asosiasi International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai, Amerika Serikat
– Ketua Bidang Organisasi dan Manajemen Serikat Penerbit Surat Kabar.

Penghargaan Jakob Oetama

Jakob Oetama mendapat gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi dari Universitas Gajah Mada. Ia juga adalah penerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah Indonesia pada tahun 1973

Selain itu, Jakob juga merupakan Pembina Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia dan Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN.

Jakob Oetama juga menulis beberapa buku, diantaranya:

– Reformasi (2000)
– Pers Indonesia: Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus (2001)
– Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001)
– Suara nurani: tajuk rencana pilihan, 1991-2001 (2001)
– Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002).
– Rethinking on Being Indonesian (2005)
– Bersyukur dan Menggugat Diri (2009)***

Editor: denkur | Sumber: suara.com

Berita Terkait

Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat
Inilah Daftar Kepala Daerah di Jabar Yang Siap Dilantik, Karena Tak Ada Gugatan ke MK
Sang Legenda : Susi Susanti Ditangisi Penggemar Saat Memutuskan Gantung Raket
Cek Disini, 26 Pemain Timnas Indonesia U-20 Yang Dipanggil Jelang Piala Asia 2025
BIJB Siap Layani Jamaah Haji Jabar tahun 2025, Dedi Taufik : Kuantitas Ditambah
Ada Pergub Baru yang Perketat Aturan ASN Kawin Lagi, atau Cerai
Cek Disini, Perkembangan Sidang Sengketa Pilkada Kabupaten Bandung di MK
Pengurusan PBG Kurang dari 3 Jam Diterapkan di 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 19 Januari 2025 - 21:52 WIB

Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat

Minggu, 19 Januari 2025 - 20:06 WIB

Inilah Daftar Kepala Daerah di Jabar Yang Siap Dilantik, Karena Tak Ada Gugatan ke MK

Minggu, 19 Januari 2025 - 13:33 WIB

Sang Legenda : Susi Susanti Ditangisi Penggemar Saat Memutuskan Gantung Raket

Minggu, 19 Januari 2025 - 12:43 WIB

Cek Disini, 26 Pemain Timnas Indonesia U-20 Yang Dipanggil Jelang Piala Asia 2025

Sabtu, 18 Januari 2025 - 11:02 WIB

BIJB Siap Layani Jamaah Haji Jabar tahun 2025, Dedi Taufik : Kuantitas Ditambah

Berita Terbaru