Menyediakan vaksin bagi para guru dan tenaga pendidik menjadi salah satu langkah persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bandung.
DARA – Sejumlah skenario pun terus disiapkan Pemerintah Kota Bandung jika nantinya sekolah kembali dibuka pasca pandemi Covid-19.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, Dinas Pendidikan Kota Bandung telah mengadakan forum diskusi grup (FGD) dan simulasi. Namun vaksinasi dijadikan yang utama dalam persiapan PTM.
“Di tataran pimpinan kota, kita sepakat ikhtiar vaksin itu tetap jadi yang utama. Untuk para pengajarnya mau pun anak didiknya. Karena vaksin itu meminimalisasi dampak yang tidak kita harapkan. Saya sempat berbicara dengan pak wali kota juga, kuncinya vaksinasi dulu,” ujarnya, di SMP Negeri 7 Kota Bandung, Rabu (17/3/2021).
Dalam simulasi hasil FGD, terang Yana, didapatkan skenario dengan kapasitas kelas hanya 50 persen dan para siswa-siswi yang berbeda kelas tidak berbarengan jam masuk dan saat pulang sekolahnya.
Dia membeberkan, bila satu kelas berisi 28 siswa, saat PTM hanya 14 orang. Kemudian, waktu sekolah dibagi, misalnya siswa kelas 1 pukul 07.00, kelas 2 pukul 07.30, dan kelas 3 pukul 08.00 WIB.
“Jadi pulangnya juga beda untuk menghindari pertemuan yang banyak. Dengan seperti itu, kapasitas 50 persen protokol kesehatannya cukup. Hanya tetap kita harus yakin, salah satunya dengan vaksin. Simulasinya juga tetap ya kita tidak bisa kembali normal 100 persen,” ujarnya.
Yana menuturkan, dalam skenario tersebut, para siswa bisa bergantian masuk sekolah dan diupayakan materi yang diberikan dalam PTM dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) itu dicampur.
“Misal 14 orang itu masuk hari ini, besoknya tidak, gantian. Diupayakan mix yang PJJ itu untuk teorinya, kalau yang memang harus dalam PTM misalnya praktek yang harus tatap muka tapi tetap terbatas,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 7 Kota Bandung Lukman Surya Saputra mengaku instrumen untuk pengisian kesiapan sekolah dalam PTM sudah diberikan. Saat ini pihaknya masih menunggu arahan pemerintah.
“Pada Desember, 70 persen masih menolak (PTM), tapi kita tidak tahu sekarang, yang pasti guru-guru termasuk saya, enam orang sudah divaksin tahap kedua. Mudah-mudahan sebelum Juli semuanya sudah selesai divaksin,” katanya.
Lukman pun telah menyiapkan sarana prasarana di lingkungan sekolah jika memang PTM sudah bisa dilakukan. Pihaknya telah memasang lebih dari 100 tempat cuci tangan.
“Tapi ini kan sesuatu yang kita harus hati-hati, dan menunggu kebijakan pemerintah. Saat ini kami belum lakukan survei lagi kepada orangtua yang waktu Desember kemarin kan banyak yang menolak. Kami belum lakukan itu karena pemerintah atau Dinas Pendidikan belum meminta. Apalagi kan itu masih bulan Juli rencana pembukaannya, kita masih menunggu apa yang diputuskan Pemerintah,” pungkasnya.***
Editor: denkur