DARA | BANDUNG – Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Jawa Barat memastikan kenaikan harga sejumlah komoditas menjelang Ramadan di kota ini masih dalam tahap wajar. Pemkot Bandung masih dapat mengendalikan kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut.
Menurut Kepala Bidang Keamanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Ermariah, kenaikan harga terjadi akibat kebutuhan komoditasnya meningkat. Jika suplainya aman, kenaikan itu masih bisa dikendalikan dalam batas wajar.
“Menjadi masalah adalah saat permintaannya tinggi, suplainya sedikit. Di kota Bandung masih dalam angka wajar,” katanya, dalam Bandung Menjawab, di Balai Kota Bandung, kemarin.
Pihaknya berkoordinasi dengan para pemasok daging sapi, ayam potong, telur buah-buahan, dan sayuran guna memastikan ketersediaan komoditas tersebut. Untuk menjaga ketersediaan sejumlah komoditas, Dispangtan sudah bekerja sama dengan PD Pasar Bermartabat, Dinas Perdagangan dan Industri, serta produsen komoditas.
Berkaca pada data di 2018, konsumsi daging sapi bisa meningkat hingga tujuh kali lipat, apalagi saat menjelang lebaran. “Normalnya, pemotongan sapi berada di angka 85 ekor per hari. Jumlah tersebut naik menjadi 330 ekor per-hari saat munggahan dan mencapai 667 ekor per-hari saat H-2 Lebaran,” ujar dia.
Sementara itu komoditas telur mengalami peningkatan permintaan konsumen, terutama menjelang Lebaran. Hal itu karena banyaknya produsen makanan berupa kue yang membutuhkan bahan pokok telur.
Untuk meredam lonjakan harga komoditas bahan pangan, Pemkot Bandung juga bersiap menggelar operasi pasar.
Kepala Seksi Distribusi Pangan Dispangtan Kota Bandung, Asep Rustian, mengimbau masyarakat agar tidak panic buying saat berbelanja untuk kebutuhan pangan men jelang Ramadan. Kenaikan harga juga bisa akibat konsumen yang mengalami panic buying, takut kehabisan.
“Sehingga angka permintaan komoditas melonjak. Jika tak dibarengi peningkatan suplai, hal ini bisa berdampak pada kenaikan harga,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan