Jelang World Superbike dan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Resto Ekas Adeventure di kawasan wisata Ekas, Lombok Timur, NTB kembali dibenahi.
DARA – Adalah Siti Aishah, investor resto terapung itu. Upaya pembenahan itu juga mendapat respon positif dari Kapolres Lombok Timur, Herman Suriyono.
“Event WSBK dan MotoGP berada di kawasan wisata Ekas. Tentu butuh penunjang seperti resto, dan jika resto terapung ini dipromosikan lagi, itu lebih bagus akan menarik minat wisatawan,” ujar kapolres.
Kapolres juga mengatakan, meski saat ini di Resto Ekas Adventure sedang ada masalah, tapi tidak jadi soal jika Siti Aishah akan membenahi kembali sebagai penunjang event WSBK dan MotoGP.
“Kalau memang real seperti itu (pemilik dan investor resto Ekas Adventure, red) boleh aja (dikelola walaupun telah dilaporkan berkasus, red), kan hak dia,” kata kapolres saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (2/11/2021).
Sisi lain, kapolres berencana membahas masalah yang terjadi di Resto Ekas Adeventure ini dengan Kasat Reskrim Polres Lombok Timur, memperjelas kronologis munculnya kasus ini.
“Saya pikir nggak ada masalah kalau kasusnya seperti itu ya, tetapi nanti saya coba tanyakan ke kasatreskrim. Atau kawan-kawan langsung saja. Harusnya sih kalau saya lihat sekilas, kalau memang real seperti itu sebenarnya tidak ada masalah. Boleh-boleh aja, kan hak dia,” lanjut kapolres.
Sementara itu, secara terpisah, Aisyah, yang dihubungi wartawan mengaku kesulitan melakukan aktivitas di Ekas Adventure. Pasalnya, di sekitar lokasi itu ada orang-orang YE yang berusaha mencegah Aishah beraktivitas mengelola yang menjadi haknya.
“Kami merasa tidak nyaman karena masih ada orang-orangnya mereka (YE, red) yang mengawasi dan terkesan mencegah kami mengelola resto yang menjadi hak kami,” ujar Aishah.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi di Resto Ekas Adventure ini, Aishah, memaparkan sekilas kronologisnya:
“Saya, bertemu dengan YE, dan dipertemukan suaminya, SA. Pak Alimin adalah real ownernya ruang laut dan resto apung yang lama. Di awal diskusi, YE menyuruh saya buat resto apung saya sendiri di ruang laut yang dimiliki dia sebesar 71 hektar, tapi setelah saya cari tahu, ternyata ruang laut itu milik Pak Alimin,” tutur Aishah.
“Setelah resto dibangun, YE coba menguasai penuh resto apung saya, sehingga saya pertegas untuk minta hak saya kembali. Namun, sampai saat ini saya dipersulit. Dalam perjanjian awal, saya mengoperasikan resto apung saya dan berbagi hasil 50 : 50 dengan YE karena menggunakan rumah apung yang dijadikan tempat masak resto itu,” imbuhnya.***
Editor: denkur