DARA | BANDUNG – Pengunjung destinasi wisatawan akan meningkat pesat jika ada hal unik dan baru di dalamnya. Hal ini sejalan dengan program Pemprov Jawa Barat yang menjadikan pariwisata sebagai program unggulan.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan pendapatnya itu dalam Gala Premier film “Dilan 1991” akhir pekan lalu. Bersama Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, serta para pemain film Dilan 1991, hari itu gubernur meletakan batu pertama Sudut Dilan di area GOR Saparua, Kota Bandung.
Ridwan Kamil akan menjadikan Sudut Dilan sebuah tempat literasi dan film. Untuk itu, dia berharap Sudut Dilan bisa menjadi sarana masyarakat Kota Bandung dan Jawa Barat sebagai ruang sastra dan sejarah dari film Dilan itu.
Menurut dia, film Dilan merefleksikan dua nilai, nilai sastra dalam bentuk novel dan kemudian terwujud menjadi sebuah film. Jadi, dua dimensi ini ia harapkan akan terus muncul di masa-masa depan.
Sehingga nanti bisa dipakai untuk membaca novel, sastra, kegiatan-kegiatan yang sifatnya dalam dunia publikasi atau dalam dunia menulis. “Juga tempatnya bisa digunakan untuk merefleksikan antara sastra juga dengan film,” ujarnya.
Sudut Dilan pun, ia harap juga bisa menjadi wisata ruang publik baru bagi warga. “Orang akan ingat tentang literasi dan film khususnya Dilan ke tempat ini (Sudut Dilan). Semakin banyak yang datang semakin bagus karena pariwisata menjadi program unggulan kami.”
Di Sudut Dilan, ada pariwisata alami, pariwisata even, dan ruang publik. “Nah, pariwisata ruang publiklah yang nanti diharapkan dengan hadirnya Sudut Dilan,” ujarnya pula.
Sementara itu, Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya berharap Sudut Dilan bisa meningkatkan kunjungan wisata di Kota Bandung dan Jawa Barat. Pihaknya saat ini memiliki program Millenial Tourism.
Menurut Menteri, separuh pengunjung wisata ke Indonesia usianya milenial. Demikian juga traveler yang ada di Indonesia lebih dari 150 juta, itu milenial.
“Namun, kita tidak punya destinasi atau paket wisata milenial dan saya mohon Dilan dan Milea bisa mendukung Millenial Tourism untuk Indonesia,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan