JUMAT BAROKAH: Jamaah Haji di Bawah Panas Ekstrem

Jumat, 26 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: nasionalisme.co

Ilustrasi: nasionalisme.co

DARA | Pada musim haji tahun 1440H/2019 M ini, suhu ekstrem mencapai 44 derajat celsius di Kota Makkah berdasarkan catatan BMKG. Puncak musim panas diperkirakan akan terjadi pada puncak musim haji, Agustus-September 2019.

Cuaca Panas

Perbedaan cuaca di Indonesia dengan di Tanah Suci membuat jamaah harus beradaptasi. Suhu udara di Arab Saudi yang lebih panas menyengat pun berdampak pada banyak hal terkait kesehatan.

Misalnya, telapak kaki jamaah Indonesia banyak yang melepuh setelah berjalan tanpa alas kaki di Masjidil Haram.

Suhu yang berbeda antara Indonesia dan Arab Saudi kerap menimbulkan masalah kesehatan bagi jamaah haji Indonesia.

Menurut Kepala Seksi Kesehatan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah, Dr Muhammad Imran, di Kota Makkah, banyak kasus telapak kaki jamaah Indonesia yang melepuh akibat memaksakan berjalan tanpa alas kaki di kawasan Masjidil Haram.

“Ketika sandalnya hilang, jamaah bilang seperti ini kalau di Indonesia sudah biasa jalan tidak pakai sandal saat ke sawah dan tambak. Ternyata ketika itu dipaksakan, kaki mereka luka dan melepuh,” ungkapnya.

Hal tersebut ini dinilai karena kurangnya pemahaman dan informasi tentang lingkungan di Tanah Suci.

“Artinya pemahaman dan informasi kepada kepada jamaah itu sangat penting, terutama bagi mereka yang belum pernah keluar daerah dan kini langsung ke negara yang suhunya cukup tinggi. Selain itu, banyak juga jamaah kita yang lupa di mana menaruh sandalnya,” sebutnya.

ISPA

Selain cuaca panas, tantangan lain yang dihadapi jamaah dalam beribadah adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Menurut Imran, keluhan utama jamaah haji saat berobat di KKHI Daker Makkah yaitu tentang ISPA.

“Penyakitnya di kloter didominasi ISPA. Kemudian hipertensi, paru menahun yang banyak dirawat di KKHI Makkah, sedangkan yang dirujuk di RSAS di dominasi phneumonia dan jantung,” ujar Imran.

Hingga saat ini, KKHI sedikitnya telah menangani 76 jamaah, beberapa di antaranya telah diperbolehkan kembali ke pemondokannya, sejumlah orang lainnya dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).

Bagi pasien yang terkena penyakit ISPA, tim KKHI melakukan rehidrasi komposisi cairan tubuh. “Kemudian layanan gangguan paru diterapi oksigen,” sebutnya.

Dehidrasi

Mengalami dehidrasi juga tantangan bagi jamaah dalam beribadah di Tanah Suci. Menurut Imran, penyakit-penyakit yang dialami jamaah biasanya muncul akibat dehidrasi.

Hipertensi katanya bisa lebih parah jika jamaah mengalami dehidrasi. Kondisi dehidrasi juga bisa memicu demensia. Demensia adalah penyakit dengan gejala perubahan cara pikir dan interaksi dengan orang lain. Seringkali memori jangka pendek, pikiran, kemampuan berbicara, dan kemampuan motorik terpengaruh.

Ahad (21/07/2019) lalu, dilaporkan ada dua orang yang dirawat di KKHI Makkah karena demensia. Salah satunya, jamaah laki-laki dari kloter UPG-05 berusia 89 tahun. Jamaah ini bisa berangkat ke Saudi karena demensianya masih kelompok rendah atau sedang.

Usai diberi cairan infus dan makan, kondisinya mulai stabil. Sebelumnya, ketika berada di hotel, demensianya kambuh. Sebab, saat itu tak ada yang memperhatikannya, memintanya rajin minum air putih.

Kepadatan Jamaah

Di samping kesehatan, faktor lain yang menjadi tantangan bagi jamaah adalah saat bergabung dengan beratus-ratus ribu jamaah dari berbagai negara lainnya di Masjidil Haram.

Meskipun kompleks Masjidil Haram telah diperluas oleh Kerajaan Arab Saudi, namun kepadatan jamaah khususnya di sekitar Ka’bah tetap tak bisa terhindarkan. Hal ini mengingat tingginya antusias kaum Muslimin untuk beribadah di dekat Ka’bah, terutama mencium Hajar Aswad yang merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Akan tetapi, usaha untuk mencium Batu Hitam tersebut diketahui bukan hal yang mudah di saat Masjidil Haram sedang padat-padatnya jamaah, butuh perjuangan dan pengorbanan.

Menurut Kepala Daerah Kerja Makkah Subhan Cholid, berdasarkan laporan Sektor Khusus Masjidil Haram, pada Selasa (23/07/2019) pagi ini waktu Arab Saudi, ada dua jamaah haji Indonesia yang terluka setelah berusaha mencium Hajar Aswad di dinding Ka’bah.

“Berdasarkan laporan yang saya terima, ada dua jamaah yang terluka hari ini akibat memaksakan diri ingin mencium Hajar Aswad,” sebutnya.

Kedua jamaah pria tersebut masing-masing berusia 60 dan 71 tahun, berasal dari embarkasi Banjarmasin (BDJ) dan embarkasi Solo (SOC). Mereka ditemukan terluka dan sesak nafas setelah terinjak jamaah-jamaah lain saat mencoba mencium Hajar Aswad usai tawaf.

“Alhamdulillah keduanya telah memperoleh pengobatan dari tim P3JH yang berada di lapangan, dan telah kembali ke penginapan masing-masing. Tapi kami berharap, hal seperti ini tidak terulang atau dialami jamaah lainnya,” tegas Subhan.

Menurut tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Pradipta Suarsyaf yang melakukan penanganan medis terhadap dua jamaah tersebut, selain terinjak jamaah lain yang mengakibatkan sesak nafas, keduanya juga mengalami kulit terkelupas.

“Ini disebabkan kulit kering akibat terpapar sinar matahari, dan kurangnya cairan pada tubuh,” sebutnya.

Imbauan kepada Jamaah

Terkait berbagai tantangan di atas, pihak pemerintah Indonesia dalam hal ini petugas haji menyampaikan sejumlah imbauannya.

Antara lain, mengingatkan suhu yang begitu panas, jamaah dipesankan sebaiknya menggunakan pelindung tubuh seperti payung, penyemprot wajah, dan juga pelembab agar kulit tidak kering selama di Tanah Suci.

Imran mengimbau jamaah haji Indonesia, jika kehilangan alas kaki agar segera melapor petugas yang selalu bersiaga di pos-pos Masjidil Haram.

Tim Gerak Cepat (TGC) di bawah petugas haji Indonesia katanya sudah dibekali dan memiliki persediaan alas kaki yang dapat digunakan oleh jamaah.

Akan tetapi, jika jamaah terlanjur melepuh kakinya, maka akan diberikan obat berupa salep untuk mempercepat proses luka pada kaki calon haji. “Salep khusus ada untuk penanganan luka melepuh dan biasanya jamaah tidak balik ke hotel, karena akan kita bawa ke KKHI untuk penanganan rawat luka di sini,” ujar Imran.

Jamaah pun diimbau untuk tidak keluar pemondokan sendirian karena kondisi iklim dan cuaca Tanah Suci sangat berbeda dengan di Indonesia.

Selain itu, Imran menganjurkan kepada jamaah yang sudah lanjut usia (lansia) maupun yang sedang sakit, agar mengambil keringanan dalam pelaksanaan ibadah hajinya. Ini agar ibadah haji mereka tetap sah.

“Misalnya pakai skuter atau kursi roda. Bagi yang umrah pilih waktu teduh. Mulai maghrib sampai setelah subuh,” jelasnya di Makkah, Ahad (21/07/2019).

Terkait ibadah di sekitar Ka’bah, Kepala Daerah Kerja Makkah Subhan Cholid mengimbau jamaah Indonesia agar tak memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad.

“Kami mengimbau jamaah untuk tidak memaksakan diri agar dapat mencium Hajar Aswad. Saat melaksanakan ibadah, perhatikan juga keamanan diri. Ukur kemampuan fisik, jangan sampai karena ingin mengejar sunnahnya, malah menjadi mudharat,” ujarnya di Makkah, Senin (22/07/2019) waktu Arab Saudi.

Imran juga mengingatkan jamaah agar memilih waktu yang tepat untuk menjalankan ibadah di Masjidil Haram. Jamaah lansia sebaiknya menggunakan fasilitas yang disediakan Masjidil Haram. Seperti menggunakan skuter atau kursi roda.

Menurut Imran, waktu antara shalat isya sampai pagi cukup pas untuk beribadah.

Sedangkan Kepala Daker Makkah Subhan Cholid juga mengingatkan agar jamaah memilih waktu yang pas untuk ke Masjidil Haram.

Tujuannya untuk menghindari penumpukan jamaah di Terminal Syib Amir di dekat Masjidil Haram. Menurutnya, waktu setelah isya atau jam 10 malam itu sudah cukup lengang terminal itu. Dengan demikian, jamaah yang ke Masjidil Haram tidak berbarengan dengan rombongan lain yang pulang seusai shalat isya.

Pihak Kementerian Kesehatan RI berpesan kepada para jamaah agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengingat suhu udara di Arab Saudi yang sangat panas.

Perilaku PHBS perlu dilakukan juga supaya kondisi kesehatan jamaah tetap terjaga sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan baik dan maksimal.

Butuh Pengorbanan

Diketahui, haji merupakan ibadah yang membutuhkan pengorbanan dan perjuangan panjang untuk menyelesaikannya. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin sebelumnya telah meminta para jamaah haji agar mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Selain memahami betul tata cara pelaksanaan haji, Menag juga telah mengimbau jamaah agar mempersiapkan diri secara fisik dengan sebaik-baiknya. Rangkaian haji adalah ibadah yang sangat membutuhkan kesehatan, kebugaran jasmani. Kesiapan maksimal dalam fisik serta mental bisa membuat jamaah melaksanakan tahapan ibadah haji secara maksimal.

Bersyukur dan bersabar dalam berhaji merupakan hal penting yang harus dipegang jamaah. Sebab tidak semua kaum Muslim telah diberi kesempatan ke Tanah Suci.

Oleh karena itu, Menag mengimbau para jamaah agar betul-betul menjaga niat beribadah haji karena Allah Subhanahu Wata’ala, bukan karena hal-hal lain.

Pada tahun ini, Indonesia memberangkatkan 241 ribu jamaah haji, terdiri dari jamaah haji reguler dan khusus, ditambah adanya penambahan kuota haji sebesar 10 ribu.***

Editor: denkur

Artikel ini diambil dari Hidayatulah, Jumat (26/7/2019)

Berita Terkait

Sultan Bahas Kerja sama Pertahanan dan Pangan Dengan Beberapa Senator Rusia
Pimpin Rapat Persiapan Uji Kelayakan Capim KPK, Puan: Siapapun yang Terpilih Harus Tingkatkan Kinerja Lembaga
Kemendes Yandri : Bergerak Langsung ke Desa Untuk Mempercepat Sinergitas
Ketua Umum Bhayangkari Tinjau Penyaluran Air Bersih bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma
Berantas Judi Online, LPSK Siap Jaga Kerahasiaan Saksi
Simak! Dirut Pertamina Merapat ke Kemhan
Menekraf Teuku Riefky Ajak Stakeholder Dukung Ekraf Sebagai Mesin Baru Pertumbuhan Indonesia
Astama Ops Kapolri Tinjau Posko Kemanusiaan Polda NTT, Pastikan Kesiapan Bantuan Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 20:29 WIB

Sultan Bahas Kerja sama Pertahanan dan Pangan Dengan Beberapa Senator Rusia

Jumat, 15 November 2024 - 20:24 WIB

Pimpin Rapat Persiapan Uji Kelayakan Capim KPK, Puan: Siapapun yang Terpilih Harus Tingkatkan Kinerja Lembaga

Kamis, 14 November 2024 - 18:31 WIB

Kemendes Yandri : Bergerak Langsung ke Desa Untuk Mempercepat Sinergitas

Kamis, 14 November 2024 - 17:58 WIB

Ketua Umum Bhayangkari Tinjau Penyaluran Air Bersih bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma

Kamis, 14 November 2024 - 12:36 WIB

Berantas Judi Online, LPSK Siap Jaga Kerahasiaan Saksi

Berita Terbaru