Semua makhluk melalukan ibadah sesuai caranya masing-masing. Manusia, jin, hewan, batu, pohon, dan lain sebagainya. Mereka semua mengagungkan Allah SWT lewat tasbihnya.
Namun, tidak semua makhluk yang diwajibkan menjalankan syariat para nabi. Hanya jin dan manusia yang berkewajiban beribadah (formal) kepada Allah SWT. Artinya, hanya manusia dan jin yang terbagi pada dua golongan; muslim dan kafir.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, bukan hanya manusia yang berbondong-bondong masuk Islam. Namun, dari golongan jin juga tidak sedikit yang beriman pada Nabi. Dalam Qs. Al-Jin (72) : 1-2:
قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْٓا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰنًا عَجَبًاۙ يَّهْدِيْٓ اِلَى الرُّشْدِ فَاٰمَنَّا بِهٖۗ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ اَحَدًاۖ
Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an), (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami,
Dalam tafsir Jalalain Juz 2/hal.475 dijelaskan bahwa segerombolan jin mendatangi Nabi Muhammad Saw, pada waktu subuh, di sebuah tempat antara Thoif dan Mekkah. Mereka merasa ta’jub pada Al-quran yang dibawa Nabi Muhammad Saw, sehingga menyatakan keimanan pada beliau.
Dalam hadits kesembilan belas kitab Al-Mawaidh Al-Ushfuriyah, Imam Muhammad Bin Abu Bakar menuliskan sebuah kisah tentang sembahan kafir quraisy yang dirasuki setan dan jin muslim. Berhala ini diberi nama Habila.
Kerasukan Setan
Sebagaimana yang telah kita ketahui, berhala yang disembah kafir quraiys adalah buatan mereka sendiri dari batu atau permata. Tentu ia tidak bisa bicara dan menolong mereka. Hanya saja hati mereka telah dibutakan oleh keyakinan pada batu.
Dulu ketika Islam baru datang, Nabi Muhammad Saw langganan ejekan dan ancaman tiap hari tiap malam. Lebih-lebih ketika beliau diperintahkan oleh Allah Swt untuk berdakwah secara terang-terangan. Mereka semakin gencar menyakiti beliau dan para pengikutnya.
Sebut saja di antara tokoh Kafir Quraisy, Syaibah Bin Rabi’ah, Walid Bin Harits, Sofwan Bin Umayah, Ka’ab Bin Al-Asyraf, Aswad Bin Abd. Yaghuts, Sakhr Bin Harits dan Kinanah Bin Rabi’. Mereka menjadi pemuka kafir Quraisy yang sangat kuat dan disegani kaumnya.
Menanggapi ajakan Nabi Muhammad Saw, sebagain dari mereka merasa sangat geram. Ia berkata “Muhammad mengajak kita untuk menyembah tuhan yang tidak asing pada kita. Mengapa juga ia mencaci berhala kita?”
Yang lain ada yang mengatakan, “Sudahlah jangan sampai tertipu pada Muhammad (alasanya) Dia berdakwah semua karena harta. Dia hanyalah tukang sihir.”
Di antara tokoh-tokoh itu yang paling disegani adalah Walid. Ketika ditanya pendapatnya, dia hanya diam saja. Sontak hal tersebut membuat marah kafir quraisy yang lain. “Sudahlah, tinggalkan aku selama tiga hari. Aku mau meditasi terlebih dahulu,” kata Walid.
Walid sendiri memiliki dua berhala yang tercipta dari emas, perak, dan permata. Dua berhala ini didudukkan pada sebuah kursi, lengkap dengan pakainnya. Walid Menyembahnya selama tiga hari. Dia tidak pulang ke rumahnya, tidak makan atau minum.
Dia sangat menghamba pada berhalanya. Pada hari ketiga, Walid berbicara dengan berhalanya. Dia berkata pada patungnya, “Dengan perantara abdiku pada kalian selama tiga hari, ayo berbicaralah! Kabarkanlah padaku tentang Muhammad? ”
Setan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia masuk ke dalam berhala tersebut. Ia berkata,
Sesungguhnya Muhammad bukanlah seorang nabi, maka tidak usah percaya padanya.
Walid sangat senang mendengarnya. Dia sampaikan kabar ini pada teman-temannya. Mereka berencana akan mengundang nabi dengan harapan bisa mempermaluakan dia di depan sembahan mereka.
Ternyata benar, mereka menyembah berhala di saat nabi berada di tengah-tengah mereka. Lalu berhala itu mencela Nabi Muhammad Saw.
Saat itu, nabi ditemani oleh Abdullah Bin Mas’ud. Nabi menenangkan Ibn Mas’ud, “Sudahlah, jangan takut. Itu suara hanya setan.” Nabi Muhammad Saw langsung pergi bersama Ibn Mas’ud tanpa mempedulikan ejekan mereka.
Saat di tengah perjalan, nabi dikejutkan oleh kedatangan seorang penunggang kuda. Dia memanggil salam pada nabi. Nabi menjawab salamnya dan bertanya, “Siapakah engkau wahai penunggang kuda? Sungguh salammu membuat aku ta’jub.”
“Aku adalah segolongan jin. Namaku Muhair Bin ‘Abhar. Aku tinggal di Bukir Thur Sina. Aku sudah masuk islam sejak zaman Nabi Nuh as. Kemarin aku bepergian, meninggalkan kampung halaman. Lalu, saat aku balik lagi ke rumah, aku lihat istriku menangis. Aku tanya dia mengapa menangis. Istriku menjawab, apa kamu tidak tahu, bahwa Musfir mengada-ngada atas Nabi Muhammad Saw?”
Mendengar jawaban istriku, aku langsung mencari tahu keberadaan Musfir. Ternyata dia ada di sini. Aku sudah membunuhnya. Darahnya masih menetes di pedangku. Aku potong kepalanya, lalu aku kantongi. Badanya aku lemparkan ke neraka. Dia seperti anjing yang terpisah dari kepalanya.
Kerasukan Jin
Pada hari selanjutnya, kuffar Mekkah diajak lagi untuk menyembah berhala. Nabi Muhammad Saw hadir juga dalam pertemuan itu. “Ayo… Sampaikan tentang kesesatan Muhammad”, pinta kuffar pada orang-orang kafir.
Muhair Ban Abhar minta izin pada nabi untuk masuk ke dalam berhala (habila). Ia ingin mencaci maki kuffar Mekkah. Ia berkata:
Wahai penduduk Mekkah! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Muhammad adalah nabi yang sebenar-benarnya. Agamanya adalah benar. Muhammad mengajak kalian pada kebenaran. Kalian dan berhala-berhala itu adalah bathil. Jika kalian tidak beriman dan membenarkannya, maka kaliam akan kekal di neraka. Akuilah kebenaran muhammad. Dia adalah nabiyullah dan paling baiknya makhluk.
Abu Jahl langsung bangun ketika mendengar pengakuan berhala tersebut. Dia membanting berhala yang ada di depannya. Lalu dihancurkan dan langsung dibakar.
Melihat kejadian tersebut, Nabi Muhammad Saw langsung pulang dengan rasa bahagia. Bahagia atas pertolongan Allah Saw. dari tipu daya setan dan orang-orang kafir.***
Editor: denkur
Artikel ini dikutip seutuhnya dari laman Bincangsyariah.com, Jumat (27/12/2019)