Mencintai Rasulullah SAW pada hakikatnya mencintai Allah SWT, sebab Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah yang menyampaikan kebenaran agar manusia selamat dari siksa neraka.
Sebagai umat Islam, tentunya kita harus menunjukkan bukti kecintaan terhadap Rasulullah saw. Dimulai dari mengenal dan mengetahui tentang kisah kehidupan dan silsilah Nabi Muhammad SAW.
Pendapat umum mengatakan, Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada 12 Rabiul Awal. Namun demikian, Dewan Pakar Aswaja Center PWNU Jawa Timur, Gus Yusuf Suharto, mengatakan sebenarnya ada empat pendapat terkenal yang menyebutkan perbedaan tentang tanggal lahir Rasulullah.
Di antara pendapat itu ada yang menyatakan beliau lahir pada tanggal dua, atau delapan atau 10, dan 12. Namun, menurutnya, semuanya sepakat Rasulullah lahir pada bulan Rabiul Awal di Tahun Gajah.
Gus Yusuf mengatakan, hal itu sebagaimana disebutkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitab An-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin yang mengutip pandangan al-Hakim. “Rasulullah itu dilahirkan pada Senin, diangkat menjadi Nabi pada Senin, hijrah dari Makkah ke Madinah pada Senin, masuk ke Madinah pada Senin, 12 Rabiul Awal, wafat pada waktu Dhuha di hari Senin.”
Setelah mengenal tentang kepribadian dan kisah kehidupan Muhammad SAW serta ajarannya, umat Muslim seyogyanya membuktikan kecintaannya terhadap Rasulullah saw. Lantas, bagaimana tanda cinta kepada sang Nabi akhir zaman itu?
Gus Yusuf menjelaskan, tanda cinta kepada Rasulullah SAW disebutkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitab An-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin. Di antara tanda mencintai Rasulullah bersamaan dengan banyak menyebut nama beliau adalah mengagungkan Rasulullah ketika menyebut nama beliau. Selain itu, tanda cinta kepada beliau adalah melahirkan sikap khusyuk dan tawadhu ketika mendengar nama Rasulullah saw.
“Hadratus Syekh juga menyebutkan di antara tanda mencintai Rasulullah saw adalah berbelas kasih kepada umat, mengupayakan kemaslahatannya, menghilangkan madharatnya, sebagaimana Rasulullah adalah sosok pribadi yang penuh belas kasih,” kata Gus Yusuf.
Mencintai Rasulullah SAW menghasilkan pahala yang tak ternilai. Gus Yusuf menambahkan Anas Ibn Malik meriwayatkan ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah, “Kapan hari kiamat itu wahai Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?” Lelaki itu menjawab, “Saya tidak menyiapkan dengan banyaknya shalawat, puasa, dan sedekah, melainkan saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah bersabda, “Engkau beserta orang yang kau cintai.”
Siapakah lelaki yang bertanya ini? Ada yang berpendapat orang yang bertanya itu adalah Umar Ibn Khatab. Adapula yang menyatakan itu adalah Abu Musa al-Asy’ary, Abu Dzar Al-Ghifari, dan ada yang menyatakan selain ketiganya.
Anas Ibn Malik juga meriwayatkan sesungguhnya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang mencintaiku, maka ia akan bersamaku di syurga.”***
Editor: denkur
Artikel ini dikutip seutuhnya dari republika, Jumat (6/12/2019)