Jumlah orang dalam pengawasan (ODP) corona di Cianjur, Jawa Barat mulai meningkat. Kebanyakan berasal dari selatan Cianjur yang diduga pemudik dari kawasan zona merah, seperti DKI Jakarta, Bandung dan kota lainnya.
DARA | CIANJUR – Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal, mengatakan, saat ini total ada 144 ODP di Cianjur, terdiri dari 58 laki-laki dan 38 orang perempuan. Dari angka tersebut sebanyak 48 ODP sudah selesai dan 96 lainnya masih dalam pemantauan.
Rata-rata usia ODP di Cianjur berkisar di 20-40 tahun yakni sebanyak 53 orang. Selain itu ada juga ODP yang masih berusia di bawah lima tahun sebanyak 3 orang.
Selain ODP, jelas Yusman untuk angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat ada 7 orang. Tiga PDP masih diisolasi, 3 orang sudah selesai, dan 1 PDP meninggal.
“Jumlahnya mengalami peningkatan yang signifikan pada beberapa hari terakhir, seiring banyaknya perantau yang kembali ke kampung halaman. Dari yang semula 80 orang, naik jadi 144 orang,” kata Yusman, kepada wartawan, Senin (30/3/2020).
Yusman menambahkan, wilayah yang muncul ODP baru ialah di wilayah selatan, diantaranya Kecamatan Pagelaran.
Dia menduga ODP baru merupakan warga Cianjur yang baru pulang dari luar kota ataupun mereka yang mudik, sebab dari informasi puskesmas, ada peningkatan jumlah warga yang memeriksakan kesehatan dan didominasi warga yang bekerja di luar daerah.
“Biasanya puskesmas itu maksimal 100 orang per hari, tapi sekarang ada 150 orang. Dari keterangan mereka yang baru pulang dari luar kota,” jelasnya.
Untuk mencegah lonjakan ODP dan PDP di Cianjur, Dinkes melakukan pemantauan melalui puskesmas. Terutama bagi warga yang ternyata mudik dari luar kota. “Kami koordinasi dengan pemerintah di desa, untuk memantau ODP,” ujarnya.
Semantara itu, pemerintah desa se-Kabupaten Cianjur mau mengeluarkan imbauan untuk memantau warga yang mudik. Pemudik diarahkan untuk melapor dan memeriksakan kesehatan.
“Setelah itu warga tersebut harus melakukan isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari. Untuk mencegah mereka membawa penyakit dari luar daerah, karena tidak ada yang tahu apakah selama di luar kota dia terpapar atau tidak. Ini lebih ke antisipasi,” ujar Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman.***
Editor: denkur