Memasuki bulan puasa stok bahan pokok alias sembako di Garut aman. Begitu hasil inspeksi mendadak atau sidak ke sejumlah pasar tradisional.
DARA – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut, Nia Gania Karyana, mengatakan, jelang Ramadan ini stok sembako dalam posisi aman. Bahkan, harga cabai yang semula melonjak tinggi kini sudah turun drastis.
“Saya sudah melakukan sidak di empat pasar, di Pasar Kadungora, Leles, Limbangan, dan Wanaraja, Alhamdulillah bahan pokok penting tersedia. Lebih menggembirakan cabai merah yang semula 120 ribu sudah turun ke 80 ribu dan 60 ribu,” ujarnya, Jumat kemarin (9/4/2021).
Nia menyebutkan, pihaknya juga sudah mengajukan ke Pertamina untuk menambah jumlah drop LPG 3 kg.
Nia mengimbau masyarakat tidak melakukan panic buying, sebab akan membuat persediaan barang di pasar kurang dan harga menjadi naik.
“Mudah-mudahan masyarakat tidak melakukan panic buying, artinya mereka melakukan pembelian tiga kali lipat dalam jangka waktu yang singkat. Pasalnya, kalau terjadi seperti itu nanti persediaan barang di pasar menjadi kurang harga akan menjadi naik,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Garut, Yudi Hernawan. Menurutnya, kini pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Pemprov Jabar untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok strategis, agar tidak terjadi kenaikan harga yang melambung tinggi di lapangan.
“Kesiapan kami menjelang bulan suci Ramadan menguatkan koordinasi dengan provinsi soal penguatan ketahanan pangan, kemudian mengendalikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan pokok strategi,” katanya.
Menurut Yudi, hal itu memang sudah menjadi kewajiban pihaknya mengambil langkah-langkah antisipatif memastikan ketersediaan stabilitas harga bahan pokok strategis, apalagi dalam kondisi sekarang masyarakat daya belinya masih belum pulih akibat Covid-19.
“Kami juga berkoordinasi dengan Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Garut, dimana kondisi perekonomian masyarakat Garut menghendaki angka inflasi 2, 3 atau 4 persen,” ujarnya.
Yudi pun berharap, bisa terus stabil apalagi sudah memasuki masa pemulihan kondisi ekonomi karena Covid-19, sehingga diharapkan putaran ekonomi masyarakat Garut jadi bisa lebih baik ke depan sehingga konsumsi pangan bisa lebih baik.
“Kemudian untuk hasil pertanian juga mudah-mudahan bisa lebih ditingkatkan lagi terutama untuk subsector peternakan,” katanya.***
Editor: denkur