“Kantin dan PKL jangan dulu, supaya tidak terlalu banyak yang harus dikendalikan. Jadi anak bawa makan minum sendiri, alat tulis sendiri dan buku tidak bergantian,” ujar Juhana.
DARA- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali digelar, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung tidak memperbolehkan ada kantin dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Juhana mengatakan mulai hari ini, Senin (6/9/2021) beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Bandung sudah bisa menggelar PTM.
Tapi untuk kantin dan PKL, lanjut Juhana, jangan dulu ada. Hal tersebut sesuai dengan petunjuk Permendikbud dan SK bersama 4 menteri. Kata Juhana, langkah tersebut diambil sebagai bentuk upaya pengendalian.
“Kantin dan PKL jangan dulu, supaya tidak terlalu banyak yang harus dikendalikan. Jadi anak bawa makan minum sendiri, alat tulis sendiri dan buku tidak bergantian,” ujar Juhana.
Selain itu, Juhana mengungkapkan, kegiatan olahraga juga tidak boleh dilakukan. Kecuali kegiatan berjemur. Dirinya juga meminta siswa memperhatikan kerawanan penularan Covid-19 saat dalam perjalanan dari rumah ke sekolah atau sebaliknya.
“Kalau bisa anak jalan kaki, bersepeda atau diantar jemput orang tua, itu lebih aman,” ungkap Juhana.
Ada ratusan sekolah di Kabupaten Bandung, terdiri dari PAUD, TK, SD, SMP, yang sudah mendapatkan ijin PTM. Meski Kabupaten Bandung berada pada level 3 sehingga PTM boleh dilakukan 50 persen sekolah, tapi pihaknya memutuskan untuk terlebih dahulu PTM diikuti oleh 25 persen sekolah. Katanya, tahap pertama adalah tahap penyesuaian.
Di setiap sekolah sudah disiapkan Satgas Covid-19 tingkat sekolah. Jadi, jika ditemukan kasus positif Covid-19 maka Satgas Covid-19 sekolah akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 tingkat kecamatan. Terkait dengan PTM, kata Juhana, bisa dihentikan dulu.
“Satgas Covid-19 sekolah lapor, periksa ke puskesmas, kalau ketahuan positif ditanganinya oleh Satgas Covid-19 tingkat kecamatan, KBM nya nanti diperhitungkan apakah dihentikan dulu, bisa dihentikan dulu tatap mukanya, jadi dinamis, kalau aman maju lagi,” tutur Juhana.
Juhana mengimbau kepada pihak sekolah yang akan menggelar PTM untuk memastikan sarana prasarana yang digunakan dari mulai bangku, meja, tempat cuci tangan itu benar-benar berbasis protokol kesehatan.
“Handsinitizer, thermogun, cadangan masker harus stand by dan disiapkan, termasuk UKS dibuka dan diaktifkan, kemudian pastikan yang mengajar juga sudah divaksin dalam keadaan sehat. Guru yang tidak sehat tidak dulu ke sekolah,” pungkas Juhana.
Editor : Maji