“Wilayah Selatan Sukabumi belum tercemar, potensi udangnya juga melimpah,” kata Bupati Sukabumi, Marwan Hamami
DARA | SUKABUMI – Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dibidik menjadi daerah tambak udang berkelanjutan. Rencananya, lokasi tambak udang tersebut berada di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mengatakan, pemerintah pusat tengah mencari daerah yang rencananya akan dijadikan tempat pembudidayaan udang berkelanjutan.
Mengenai aturannya dan tata ruangnya, lanjut Marwan, memang Kecamatan Ciemas merupakan area pertambakan. Terlebih, melihat potensi udang di Kabupaten Sukabumi sangatlah melimpah.
“Wilayah Selatan Sukabumi belum tercemar, potensi udangnya juga melimpah,” kata Bupati Marwan Hamami usai menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Slamet Soebjakto, di Pendopo Pemkab Sukabumi, Rabu (3/5/2020).
Saat ini, kata Marwan, sedang dijajaki pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jika terpilih, maka Sukabumi merupakan daerah kelima di Indonesia yang sedang dijajaki.
“Nantinya Sukabumi akan menjadi demplot tambak udang dari Kementerian Perikanan dan Kelautan,” ucapnya.
Marwan berharap, peran serta masyarakat harus lebih tinggi. Potensi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan diajaknya masyarakat berbudidaya, tentunya harus benar-benar menggeluti secara baik. Dari sini bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Slamet Soebjakto mengatakan, akan membuat model percontohan tambak udang berkelanjutan dengan membangun kawasan yang terdiri dari kluster-kluster.
“Sehingga sirkulasi air laut tetap bersih. Termasuk kaidah cara budidaya yang baik akan dilakukan,” ujar Slamet.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk dibuat model percontohan tambak berkelanjutan, termasuk di Kabupaten Sukabumi. “Sejalan dengan program Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan ekspor udang sekitar 250 persen di 2024. Sebab, udang menempati nilai ekspor tertinggi selain ikan tuna,” terangnya.
Hal itu sesuai dengan hasil kajian para ahli udang, yang mana masih menempati satu komoditas strategis sampai puluhan tahun ke depan.
“Udang disenangi masyarakat dunia, prospeknya tidak terbatas untuk kebutuhan dunia. Indonesia sendiri penghasil nomor 2 udang setelah India,” ungkapnya.***
Editor: Muhammad Zein