Kepala Desa Jatisari, Kecamatan Kutawaringin Dayat Hidayat masih memprioritaskan anggaran untuk penanggulangan Covid-19 di tahun 2021, meski persentasenya tidak sebesar tahun 2020.
DARA – Dayat mengatakan, tahun 2020 hampir 50% anggaran memang dipergunakan untuk penanggulangan covid-19. Meski demikian pembangunan infrastruktur tetap dilaksanakan diantaranya tujuh titik gang dan dua titik tembok penahan tanah (TPT).
“Kalau gang itu ada tujuh titik di beberapa RW, selain itu ada juga pembangunan TPT dua titik. Sebenarnya masih banyak yang belum dibenahi, makanya tahun ini (2021) akan dilanjutkan di beberapa titik lainnya,” ujar Dayat ketika di temui di ruang kerjanya, Kantor Desa Jatisari, Kecamatan Kutawaringin, Senin (15/3/2021).
Di tahun ini, selain penanggulangan covid-19, program infrastruktur juga masih akan menjadi prioritas diantaranya pembangunan sarana air bersih yaitu pembuatan sumur bor sibel di tujuh titik, disamping masih ada pembangunan rabat beton gang dan jalan desa.
Dayat menceritakan bahwa pembuatan sumur bor sibel merupakan hal yang paling penting di masyarakat Desa Jatisari, pasalnya daerah tersebut merupakan wilayah yang sangat kekurangan air bersih.
“Disini itu susah air, dulu mah kalau masyarakat butuh air, kita minta bantuan Pemadam Kebakaran, namun setelah satu tahun saya menjabat Kepala Desa, saya mulai membuatkan sumur bor sibel. Sekarang udah dibuat sebagian sehingga sudah lumayan nggak kekurangan air lagi,” jelas Dayat.
Di desa Jatisari sendiri ada 14 RW yang terdiri dari 45 RT dan hampir semua RT sudah memiliki sumur bor sibel.
Menurut Dayat, di setiap titik sumur bor sibel, pihak pemerintah desa hanya membangun sumur dan menyediakan toren penampungan air saja, sedangkan untuk instalasi pipanisasinya diserahkan pada swadaya masyarakat yang menggunakannya.
“Masyarakat yang membutuhkan air bisa memasang pipa yang dihubungkan ke rumah masing-masing atau bisa juga mengangkutnya langsung dari toren air yang tersedia. Untuk kebutuhan listriknya pun mereka (masyarakat) swadaya,” katanya.
Kepala Dusun (Kadus) Wilayah 1 Desa Jatisari, Nurdin mengaku sangat terbantu dengan adanya sumur bor sibel yang dibuat oleh pemerintah desa.
Ia menyebutkan, sebelum adanya sumur bor sibel, masyarakat harus rela bersusah payah mengangkut air dari sumber mata air yang cukup jauh dari rumahnya. Bahkan sebagian ada yang membeli air dari luar Desa Jatisari.
“Dulu kalau musim kemarau itu baru sebulan, dua bulan aja sudah kerepotan warga disini, air kering kerontang, ya kita harus cari sumber mata air terus diangkutin, kalau sekarang sih air tumpah ruah, malah jadi kelebihan air karena kan di tiap RT ada sibel, sedangkan warga yang menggunakan hanya sedikit di tiap RT-nya.” ujarnya.
Nurdin berharap pembuatan sibel akan semakin merata di setiap wilayah karena masih ada beberapa wilayah lagi yang belum memiliki sibel.
“Seperti yang disampaikan pa kades, tahun ini akan ada pembuatan sibel lagi di tujuh titik, semoga ini akan segera terealisasi agar pembagian air di masyarakat semakin merata,” katanya.***
Editor: denkur