Kalau tak Mau Dilibas Konten Sosmed, Wartawan Harus Lebih Kreatif Sajikan Berita

Selasa, 2 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (foto: istimewa wowkeren.com/Bantennews.co.id)

Ilustrasi (foto: istimewa wowkeren.com/Bantennews.co.id)

Pers saat ini sedang tidak baik-baik saja. Terutama jika menelisik betapa sengitnya persaingan media menstrim dengan sosial media. Tembakannya tak hanya terhadap sisi kaidah-kaidah jurnalistik, tapi juga pada aspek bisnis.


DARA – Maraknya media sosial yang juga menyuguhkan konten-konten berita menjadikan pemberitaan media mestrim seolah ditinggalkan pembaca. Ironisnya, masyarakat justru lebih percaya dengan berita-berita sekilas yang ditayangkan media sosial ketimbang yang detail disajikan media menstrim. Inilah fenomena yang hendaknya disikapi oleh kalangan wartawan.

Demikian paparan Sekjen PWI Jawa Barat, Tantan Sulthon Bukhawan saat jadi pembicara dalam Rapat Kerja PWI Kabupaten Bandung, di Hotel Sutan Raja, Soreang, Senin (1/11/2021).

Tantan mengatakan, kecepatan sosmed dalam menayangkan sebuah informasi kepada publik hendak jadi motivasi insan pers untuk lebih meningkatkan inovasi dan kreatifitasnya dalam membuat berita. Pasalnya, diakui atau tidak kepungan sosmed telah membuat media mentris berada di sebuah jurang yang jika saja tidak cepat dibangkitkan bangka akan tersungkur jatuh ke jurang tersebut.

“Kita harus mengakui masyarakat sekarang lebih senang membuka konten-konten berita di instagram, twitter, facebook dan tiktok, ketimbang membuka portal berita yang sejatinya memegang teguh asas kode etik jurnalistik,” ujar Tantan.

Meski di sosmed hanya ada informasi pendek tapi masyarakat lebih percaya, tanpa cek dulu kebenaran informasi itu. Padahal, berita di media menstrim lebh terjamin kebenarannya karena bukan berita hoaks.

Belum lagi jika dilihat dari aspek bisnis. Betapa sulitnya media menstrim jaman sekarang untuk mengembangkan medianya. Oplah koran sangat minim dan tidak bisa memenuhi kebutuhan operasional media. Begitu juga dengan media online, bahkan lebih susah lagi mendapatkan iklan.

Banyak hal yang diungkapkan Tantan terkait fenomena merebaknya konten informasi berbau berita di medsos yang diakui atau tidak telah menganggu kehidupan media portal berita saat ini.

“Jadi kalau kita tidak kreatif dalam menyajikan berita, maka siap-siap terlibas oleh konten sosmed yang makin menggeliat saat ini,” ujarnya. ***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Duel Indonesia Vs Jepang Bakal Heboh, JKT48 Bakal Menghibur Superter Garuda
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
Jabar Tolak Judol dan Pinjol Ilegal, Bey: Ini Kesepakatan Semua Pihak
Prakiraan Cuaca Bandung, Jumat 15 November 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Jumat 15 November 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Jumat 15 November 2024
Dedikasi pada Keterbukaan Informasi, bank bjb Raih Penghargaan KIP 2024
Begini Skema Permainan Indonesia Jika Kevin Diks Dimainkan Melawan Jepang
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 12:49 WIB

Duel Indonesia Vs Jepang Bakal Heboh, JKT48 Bakal Menghibur Superter Garuda

Jumat, 15 November 2024 - 10:50 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

Jumat, 15 November 2024 - 10:33 WIB

Jabar Tolak Judol dan Pinjol Ilegal, Bey: Ini Kesepakatan Semua Pihak

Jumat, 15 November 2024 - 06:06 WIB

Prakiraan Cuaca Bandung, Jumat 15 November 2024

Jumat, 15 November 2024 - 05:57 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Jumat 15 November 2024

Berita Terbaru