Aksi pelemparan molotov ke kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (7/8/2020) dini hari, mendapat perhatian sejumlah tokoh masyarakat.
DARA | CIANJUR – Mereka menyayangkan terjadinya aksi tersebut di tengah saat ini Kabupaten Cianjur akan menghadapi perhelatan pesta demokrasi Pilkada 2020.
Ketua PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Cianjur, Choirul Anam MZD, mengaku terkejut mendapat informasi terjadinya aksi pelemparan molotov ke kantor DPC PDI Perjuangan. Seandainya motif di balik aksi tersebut karena urusan politik, menurut Choirul, tidak ada sejarah di Kabupaten Cianjur terjadi peristiwa tersebut.
“Pertama, saya selaku Ketua PCNU Kabupaten Cianjur saya terkejut. Walaupun dinamika politik semakin hari semakin panas menjelang penetapan bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati, tetapi sejarah tidak pernah mencatat di Cianjur ada peristiwa seperti ini pada pilkada-pilkada sebelumnya,” kata Choirul, Jumat (7/8/2020).
Sejauh ini, kata Choirul, karakteristik masyarakat Cianjur itu santun, ramah, dan berakhlakul kharimah. Sehingga Choirul menegaskan, perbuatan-perbuatan seperti itu sangat jauh dari nilai-nilai keislaman.
“Oleh karena itu, saya sangat mengutuk keras perbuatan pelemparan molotov ini,” jelasnya.
Menurut Choirul, perbedaan pilihan dalam politik sebuah keniscayaan. Tapi jangan sampai perbedaaan itu memunculkan keresahan di masyarakat sehingga memicu perpecahan.
“Saya meminta kepada seluruh masyarakat tetap tenang, jangan terpancing. Mudah-mudahan Pilkada ini berjalan dengan lancar, damai, dan sukses,” pungkasnya.***
Editor: denkur