Kasus kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat masih tinggi. Kondisi itu harus menjadi perhatian semua pihak, terutama orangtua.
DARA | CIANJUR– Psikologi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, Sri Tedja, mengatakan, sangat penting untuk mencegah anak menjadi korban tindak asusila.
Sebab itu, jelas Tedja, orangtua dituntut semakin meningkatkan fungsi pengawasan terhadap aktivitas keseharian anak di luar rumah.
“Harus diketahui si anak punya teman siapa, lingkungan pergaulannya seperti apa. Sehingga keseharian aktifitas anak dapat terpantau dan terawasi,” kata Tedja, kepada wartawan, Senin (10/2/2020).
Selain pengawasan ekstra terhadap anak, lanjut Tedja, ketahanan keluarga harus dikokohkan, terutama dalam menciptakan situasi keluarga yang harmonis.
“Sehingga anak mau terbuka untuk bercerita tentang apa yang dialaminya di sekolah, dengan teman-teman sepermainannya, termasuk apa yang dilakukan orang lain terhadap dirinya,” ucapnya.
Ditambahkan, orangtua juga harus terus mengedukasi anak mereka tentang bagian-bagian mana saja yang boleh dan tidak boleh dipegang oleh orang lain.
“Edukasi ini juga tak hanya untuk orangtua dan anak, namun juga untuk masyarakat luas. Karena itu, pemerintah dan stakeholder harus lebih berperan lagi dalam menyosialisasikannya,” ujarnya.
Wartawan: Purwanda/Editor : Maji