Puluhan anak terlihat ceria pada kegiatan Hari Thalasemia Sedunia yang dilaksanakan di Graha Sajabat/GOR KONI Majalaya Desa Majakerta Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Sabtu (14/5/2022).
DARA – Anak-anak yang memiliki sifat thalasemia itu sama-sama saling mengenal, setelah sebelumnya mereka saat menjalani pelayanan kesehatan transfusi darah di RSUD Majalaya.
Bahkan, ada juga yang menjalani transfusi darah di RSUD Al Ihsan, Santosa dan RS Hasan Sadikin Bandung tak saling kenal dan jarang bertemu.
Namun, mereka disatukan dalam sebuah kegiatan Hari Thalasemia Sedunia yang jatuh pada 8 Mei untuk saling mengenal satu sama lainnya.
Ketua Panitia Hari Thalasemia Sedunia yang dilaksanakan di GOR KONI Majalaya, Ajat Darojat mengungkapkan, anak-anak penderita thalasemia itu usianya antara tujuh hingga 20 tahun.
“Mereka berasal dari Majalaya, Solokanjeruk, Ibun, dan Paseh yang sama-sama mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Majalaya. Ada juga anak penderita thalasemia yang menjalani pelayanan kesehatan transfusi darah di RS Al Ihsan Baleendah dan RS Hasan Sadikin Bandung yang sengaja kita undang untuk hadir pada kegiatan ini,” tutur Ajat.
Anak-anak yang hadir pada kegiatan itu, imbuh Ajat, mereka disuguhi hiburan atau game, supaya terlihat ceria dan bahagia.
“Setelah sebelumnya mereka melewati kehidupan yang penat, apalagi disaat melaksanakan transfusi darah, dan giliran harus menginap saat berada di rumah sakit,” ujarnya.
Ayi pun menceritakan kisah pengalaman anak-anak penderita thalasemia yang hingga saat ini masih tetap dilaksanakan untuk proses transfusi darah secara rutin.
“Ada yang harus transfusi darah setiap 10 hari sekali, ada juga sebulan sekali rata-ratanya,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan sempat mengalami kesulitan darah, ketika ada anak yang sudah waktunya transfusi darah. Disaat pelaksanaan gebyar donor darah, katanya, kebanyakan golongan darah O, dari para pendonor itu.
“Sementara kebanyakan golongan darah A dan B yang dibutuhkan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Orang Tua Thalasemia Majalaya Tatang Subagja mengatakan, anak-anak penderita thalasemia yang membutuhkan pelayanan transfusi darah dari 104 anak yang ada di wilayah Majalaya dan sekitarnya itu tentunya waktu pelayanan kesehatan di RSUD Majalaya dengan waktu dan hari yang berbeda, sehingga anak-anak yang hadir pada kesempatan Hari Thalasemia Sedunia itu, jarang bertemu, karena masing-masing anak ada yang menjalani transfusi darah satu Minggu sekali, dua Minggu sekali hingga satu bulan sekali.
“Untuk itu, anak-anak yang dihadirkan saat ini bisa saling sapa dan saling kenal dengan sesama penderita thalasemia,” tutur Tatang.
Tatang menyebutkan dengan adanya pertemuan di antara anak-anak itu, bisa menumbuhkan keceriaan anak untuk mempertahankan hemoglobin pada anak.
“Anak harus ceria, supaya hemoglobinnya bertahan. Dengan catatan anak jangan terlalu aktivitas, banyak aktivitas menurunkan hemoglobin. Terlalu banyak aktivitas juga jelek, tak ceria atau murung juga jelek. Sebab disaat anak murung, kondisi hemoglobin cepat menurun,” ujarnya.
Editor: denkur