Kekeringan di sejumlah wilayah Kabupaten Bandung tahun ini, berdampak kepada pendapatan petani. Mereka rugi hingga milyaran rupiah.
DARA | BANDUNG – Kekeringan lahan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hingga kini mencapai 896 Ha. Sehingga, daerah ini kehilangan 1.675 ton gabah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bandung, H. Tisna Umaran, dalam Ngawangkong bari Ngopi (Ngobrol Sambil Ngopi) Taman Uncal, Soreang, Jum’at (27/9/2019) pagi.
Ia menyebutkan, dari ratusan hektar lahan kering itu 497 Ha masuk klasifikasi berat, 249 Ha sedang, dan 147 ha masuk klasifikasi ringan. Sementara jumlah luas lahan tanam (standing crops) mencapai 15.400 hektare.
“Kerugian akibat kekeringan berdasarkan asumsi harga 46,8 juta/ton, mencapai Rp8.043.543.600,” katanya, seraya menambahkan, wilayah terluas yang terdampak kekeringan adalah Kecamatan Ciparay (36 Ha), Cicalengka (17 Ha), dan Kecamatan Cikancung (12 Ha).
Upaya untuk menanggulanginya, lanjut dia, memobilisasi pompa air, pembuatan sumur pantek, dan merekomendasikan petani berbudidaya tanaman sedikir air. “Untuk kesejahteraan petani, kami menyarankan petani ikut asuransi usaha tani padi (AUTP),” ujarnya.
Sebenarnya menurut Tisna, musim kemaru panjang bermanfaat bagi tanaman buah buah-buahan. “Akibat tidak ada air mencukupi, tanaman itu akan stres, sehingga menjadikan tanaman itu mereduksi buah-buahan, katanya.***
Wartawan: Fattah | Editor: Ayi Kusmawan