DARA|CIANJUR — Cerita duka terus mewarnai perhelatan pesta demokrasi Pemilu 2019 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Setelah tujuh orang anggota kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) di sejumlah wilayah itu meninggal dunia, diduga akibat kelelahan saat menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu.
Kini, Lilis Inayati (35) seorang pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) warga Kampung Padarincang, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur harus kehilangan janin di dalam kandungannya yang baru berusia 10 minggu atau sekitar 2,5 bulan.
Ibu empat orang anak itu, mengalami keguguran diduga akibat kelelahan usai bertugas mengawasi pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Sebelum keguguran ia ditugasi mengawas pelaksanaan pemilu di TPS 56.
“Sejak hari tenang sampai H+3 kerja tak henti mengawasi mulai dari penertiban APK, coblos hitung hingga mengawal pendistribusian surat suara ke desa. Mungkin karena kelelahan saya jadi keguguran,” tutur Lilis, saat ditemui wartawan di rumahya, Kamis (25/04/2019).
Lilis mengaku mulai merasakan sakit dan mulas di perutnya, diiringi keluar flek-flek (bercak darah), Senin (22/04/2019) malam. Lalu ia memerikasakan diri ke dokter malam itu juga dan langsung dirujuk ke rumah sakit.
“Hasilnya saya keguguran sehingga harus dikeluarkan dan dibersihkan. Sekarang badan masih lemas, disuruh istirahat total di rumah,” ujarnya.
Lilis juga mengaku, sejak masa tenang hingga rekapitulasi suara ia bertugas secara maraton dari pagi hingga petang. Bahkan di hari H pencoblosan ia baru bisa pulang ke rumah sekitar pukul 10.00 WIB. “Waktu itu belum ada gejala. Namun setelah beres tugas, baru saya merasakan sakit dan mulas di perut, mungkin sedang konstraksi saat itu,” katanya.
Namun Lilis mengaku ikhlas kehilangan janinnya itu dan berharap pengorbanannya itu tidak sia-sia dalam mengawal dan mengawasi pelaksanaan pemilu agar berlangsung jujur dan adil. “Mudah-mudahan ada hikmahnya. Kita hanya berusaha menjalankan tugas sebaik mungkin, meskipun harus mengalami kejadian ini (keguguran),” ujar Lilis yang kesehariannya berporfesi sebagai kepala TK di sekitar tempat tinggalnya itu.***
Wartawan: Purwanda
Editor: Ayi Kusmawan