Keluarga Inginkan Segera Operasi, RSUD Cianjur Terima Pasien Bayi Kembar Siam Dempet Kepala

Kamis, 22 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: dara.co.id/Purwanda

Foto: dara.co.id/Purwanda

DARA | CIANJUR – RSUD Sayang Cianjur, Jawa Barat, menerima pasien bayi kembar siam, M Fadli, dan M Fadlan (9 bulan). Kedua bayi kembar anak pasangan Sahudin (35) dan Ani (30) itu mengalami dempet pada bagian kepala.

Berdasarkan informasi, bayi kembar siam itu dilahirkan di RSUD Sekar Wangi, Cibadak, Sukabumi. Sesaat setelah lahir, Fadli dan Fadlan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan sempat mendapat perawatan selama lebih kurang satu bulan.

“Setelah pulang perawatan di RSHS, bayi itu dibawa pulang ke rumah orangtuanya di Sukabumi. Kemudian pada 16 Agustus, kemarin. Orangtua bayi itu menitipkan anak mereka kepada saudaranya yang ada di Kecamatan Kadupandak, Cianjur,” kata Kapolsek Kadupandak, AKP Yusup Ruhiman, kepada wartawan, Kamis (22/8/2019).

Yusup mengungkapkan, bersama jajaran muspika ia berinisiatif membawa bayi kembar siam yang lahir pada 2 Februari 2019 itu ke RSUD Sayang, Cianjur. Kondisi bayi Fadlan dalam kondisi demam, batuk, dan bibir sumbing (labioscihiziz) dengan berat badan 6,2 kilogram.

“Sesuai hasil rekomendasi dari bidan dan petugas Puskesmas Kadupandak, kita langsung membawa bayi ini ke RSUD Sayang, Cianjur untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik,” ujarnya.

Humas RSUD Sayang, Cianjur, Raya Sandy, membenarkan ada pasien bayi kembar siam tersebut. Pihaknya  menerima pasien bayi kembar, Kamis (22/8) pukul 01.44 WIB yang dibawa bidan Fitri dan petugas dari Dinas Kesehatan.

“Kondisi bayi atas nama M Fadlan mengalami sesak nafas disertai demam dan batuk. Sedangkan kondisi M Fadli tidak ada keluhan,” katanya.

Bayi kembar siam itu sejak lahir tinggal bersama uwanya di Kampung Rawabulan RT 02/03, Desa Sukakerta, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur. “Bayi M Fadlan yang diduga mengalami bronkopneumonia sudah ditangani dokter. Diberi tindakan nebulizer dan obat-obatan injek. Kondisi bayi itu dikonsultasikan juga kepada dokter anak,” ujar Raya.

Raya mengatakan RSUD Sayang Cianjur hanya menangani kondisi kesehatan bayi kembar yang mengalami bronkopneumonia. Untuk tindakan medis berupa operasi itu ditangani medis RS Hasan Sadikin.

“Pihak rumah sakit menyarankan untuk dirujuk, namun pihak keluarga menolak karena sudah sering berobat ke RSHS Bandung dan akan dilakukan tindakan operasi apabila sudah berusia empat tahun dengan kondisi anaknya sehat walafiat,” kata Raya.

Saat ini RSUD Sayang Cianjur masih menunggu keputusan pihak keluarga, bersedia dirujuk ke RSHS Bandung atau kembali dibawa pulang. “Sekarang ditunggui pihak keluarga, sama uwanya. Kitapun masih menunggu keputusan keluarga apakah mau untuk di rujuk lagi ke RSHS atau seperti apa,” ujar Raya.

Sementara itu, Samsi (40), uwa bayi kembar siam, mengaku kelainan yang dialami keponakannya sudah sejak lahir di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi.”Terakhir hampir sebulan dirawat di Bandung. Setelah itu dititipkan di saya di Kadupandak karena orangtuanya bekerja. Adik saya kerjanya di Jakarta jadi tukang jahit, istrinya bekerja di pabrik garmen di Sukabumi,” kata Samsi.

Selama dua pekan berada di rumahnya, ia kedatangan bidan yang melihat kondisi keponakannya. Karena kondisinya yang cukup memprihatikan, bidan desa itu berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan.

“Baru sampai di sini (RSUD Sayang Cianjur) malam tadi. Saya juga dibekali uang untuk membeli keperluan bayi Rp800 ribu dan Rp2 juta untuk keperluan selama menunggu di rumah sakit,”katanya.

Selama kedua keponakannya berada di rumahnya, ayahnya sempat menengok beberapa kali. Sedangkan ibunya belum bisa menjenguk ke Kadupandak karena  belum ada waktu libur bekerja.

“Kalau kerja di pabrik mah biasa liburnya kan sebulan sekali,” ujar dia.

Pihak keluarga berharap, bayi kembar siam M Fadlan dan M Fadli bisa segera dioperasi karena kondisinya mengkhawatirkan. Bahkan kedua orangtuanya juga sudah setuju agar dilakukan tindakan medis berupa bedah.

“Inginnya sih segera dioperasi. Tapi itu tergantung dari dokter dan rumah sakitnya,” katanya.***

Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Kabupaten Garut Raih Penghargaan Peduli HAM dari Kementerian HAM RI
Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Kunjungi Korban Bencana di Sukabumi, Menteri Lingkungan Hidup Bilang Banyak yang Harus Dilakukan untuk Mengantisipasi Bencana
Kota Sukabumi Tuan Rumah Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 16:27 WIB

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Minggu, 15 Desember 2024 - 22:18 WIB

Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

HUKRIM

Polres Sukabumi Sikat Peredaran Sabu Seberat 1.677,66 gram

Selasa, 17 Des 2024 - 11:25 WIB