“Salahsatu isu yang kritik adalah jabatan presiden tiga periode, sudah selesai, tidak ada lagi pembahasan soal itu, oligarki disekeliling kekuasaan, kedaulatan bernnegara, agenda-agenda lain reformasi masih harus terus diperjuangkan,” katanya.
DARA– Aktivis pergerakan lintas generasi berkumpul di Kaki Gunung Cikuray, tepatnya di Sunda Campfire, area perkebunan teh Dayeuh Manggung, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut dalam suatu acara yang diberi nama Kemping Aktivis Lintas Generasi.
Sejumlah nama aktivis pergerakan tahun 70-an hingga tahun 2000-an, hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya Hariman Siregar, Muhammad Jumhur Hidayat, Sahganda Nainggolan, Soenjati, In’am Mustopa, Iwan Sumule, Andrianto, Mimih Haeruman, Paskah Irianto, Agustiana, Santoso, Marlin Dinamikanto, Behom, Anto, Nissa Wargadipura, Mahmud Yunus, Zam zam Zomantara, Galih F Qurbany, Ateng Sujana, Deni Ramdhani dan beberapa aktivis Jawa Barat lainnya.
Koordinator Siaga 98 yang juga penanggungjawab Kemping Aktivis Lintas Generasi, Hasanuddin, mengatakan, kegiatan yang digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu (18-19/6/2022) tersebut sengaja untuk sekedar refleksi pergerakan aktivis sejak tahun 70-an, era reformasi hingga saat ini.
“Hanya sekedar refleksi pergerakan, silaturahmi antar aktivis, jarang-jarang kita bisa kumpul dalam suasana yang lebih cair, kemping bersama,” ujarnya, Selasa (21/6/2022).
Menurut Hasanuddin, para aktivis yang hadir dalam kegiatan tersebut saat ini sudah memiliki ruang aktivitas masing-masing, mulai masuk dalam lingkaran pemerintahan, partai politik hingga penggerak berbagai organisasi. Kemah ini, ungkap Hasanuddin, menjalin kembali silaturahmi antar aktivis hingga diharapkan bisa menjaga cita-cita reformasi yang dulu diperjuangkan bersama-sama dan keberagaman bangsa ini yang terancam retak karena politik identitas.
Hasan menyebutkan, Garut sengaja dijadikan tempat untuk pelaksanaan kegiatan ini karena inisiasi acara ini juga datang dari para aktivis-aktivis pergerakan di Garut, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta yang intensif berkomunikasi selama masa pergolakan di era orde baru.
Ia berharap, lewat kemah aktivis lintas generasi ini cita-cita reformasi bisa terus dikawal oleh para aktivis, baik yang berada di lingkaran pemerintah, partai politik dan penggerak-penggerak organisasi masyarakat.
“Salahsatu isu yang kritik adalah jabatan presiden tiga periode, sudah selesai, tidak ada lagi pembahasan soal itu, oligarki disekeliling kekuasaan, kedaulatan bernnegara, agenda-agenda lain reformasi masih harus terus diperjuangkan,” katanya.
Editor: Maji