Kemarau Pengaruhi Kualitas Tomat di Lembang

Minggu, 7 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: dara.co.id/Zein

Foto: dara.co.id/Zein

DARA | BANDUNG – Ribuan pohon tomat di sentra produksi Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, mengering.  Selain itu, buahnya membusuk terdampak musim kemarau yang sudah berlangsung sejak dua bulan lalu.

Kondisi tersebut membuat hasil panen tidak maksimal dan harga tomat di pasaran pun menjadi mahal. Seorang petani di Desa Cikidang, Anah (64) mengaku, dari 3.000 pohon yang iatanam, kali ini hanya bisa menghasilkan panen sekitar 2,5 kwintal tomat. Kalau kondisi cuaca sedang normal biasanya bisa menghasilkan hingga 5 kwintal.

“Komoditas tomat banyak yang rusak, bolong-bolong, dan warnanya hitam, buahnya rusak sama hama ulat. Jadi tidak bisa dipanen, terpaksa dibuang, dipisahkan dengan tomat yang masih bagus,” ungkap Anah saat ditemui di Lembang, KBB, Minggu (7/7/2019).

Anah mengatakan, bukan hanya areal pertanian miliknya saja yang gagal, petani lain pun di wilayah ini bernasib sama. Akibatnya, harga tomat dari sentra produksi di Lembang jadi lebih mahal.

“Dari petani ke bandar dijual Rp9.000/kilogram. Tidak heran kalau harga tomat di pasaran sekarang lagi mahal. Soalnya dari kebunnya banyak yang rusak, gagal panen,” ujarnya.

Dia menduga, rusaknya tomat karena tanaman ini tidak tahan dengan perubahan cuaca. Untuk menghindari kerugian, Anah akan menunda masa tanam sampai musim kemarau berakhir.

“Tanaman tomat dibiarkan dulu hingga bulan September, atau sampai memasuki awal musim hujan. Nanti kalau sudah masuk musim hujan, ganti sama tanaman jenis lain,” katanya.

Meski sedang mahal, justru Anah lebih mengharapkan harga tomat di pasaran kembali normal. Menurut dia, harga di tingkat petani terkendali dengan hasil yang juga melimpah.

“Normalnya tomat dari petani dijual Rp4.000 sampai Rp50005/kilogram. Tapi, kalau kondisinya seperti ini terus, kami juga tidak bisa memasok,” ujar dia.***

Wartawan:  Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

BPOM RI Visitasi Santosa Hospital Bandung Central  Ikrar Sebut Rumah Sakit Ini Bisa Jadi Percontohan
Wabup Bandung Barat Asep Ismail Ajak ASN Jaga Kebersihan
Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini
Lantik Ribuan PPPK, Bupati Jeje Ritchie Ismail Berikan Pesan Moral
BAZNAS Jabar Hadirkan Layanan Publik dan Konsultasi ZISWAF di Acara “ Abdi Nagri Nganjang Ka Warga”
Bupati Bandung Barat, Pastikan Melanti Ribuan PPPK, Simak Penjelasan BKPSDM
Antrean di Samsat Soreang Membludak, Begini Keluhan Warga
Simak Nih, Diskusi Ekonomi Bertajuk Trump Trade War: Menyelamatkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 19:53 WIB

BPOM RI Visitasi Santosa Hospital Bandung Central  Ikrar Sebut Rumah Sakit Ini Bisa Jadi Percontohan

Rabu, 16 April 2025 - 17:32 WIB

Wabup Bandung Barat Asep Ismail Ajak ASN Jaga Kebersihan

Rabu, 16 April 2025 - 14:32 WIB

Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini

Rabu, 16 April 2025 - 11:17 WIB

Lantik Ribuan PPPK, Bupati Jeje Ritchie Ismail Berikan Pesan Moral

Selasa, 15 April 2025 - 21:48 WIB

BAZNAS Jabar Hadirkan Layanan Publik dan Konsultasi ZISWAF di Acara “ Abdi Nagri Nganjang Ka Warga”

Berita Terbaru

Wabup Asep Ismail bersama ASN tengah mencabut rumput di Plasa Mekar Sari-Ngamprah (Foto: Istimewa)

BANDUNG UPDATE

Wabup Bandung Barat Asep Ismail Ajak ASN Jaga Kebersihan

Rabu, 16 Apr 2025 - 17:32 WIB