Sosialisasi ini berema: “Quo Vadis Kebudayaan?
DARA | Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) mendorong generasi muda agar memiliki kesadaran tentang pentingnya pemberdayaan dan pelestarian nilai budaya.
Salah satunya dengan terus melakukan sosialisasi yang bertujuan memotivasi anak muda melakukan pemberdayaan dan pelestarian nilai budaya untuk menuju bangsa yang hebat di masa depan.
Seperti yang dilakukan di Kabupaten Garut, Kemenbud bekerjasama dengan Komisi X DPR RI menggelar sosialisasi dengan tema “Quo Vadis Kebudayaan? Pemberdayaan dan Pelestarian Nilai Budaya oleh Generasi Muda, bertempat di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Jumat (21/3/2025).
Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Nilai Budaya Kemenbud, Bobby Fernandes, menyampaikan pentingnya melibatkan generasi muda dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa.
Menurutnya, meskipun paparan dari negara asing terhadap kebudayaan Indonesia semakin meningkat, langkah sosialisasi tetap harus dilakukan.
“Strategi sosialisasi ini merupakan bagian kecil dari upaya yang dilakukan, sedangkan strategi besarnya diharapkan semua pihak melibatkan anak muda dalam melakukan program yang basisnya budaya,” ujar Bobby.
Menurut Bobby, tema acara ini mempertanyakan peran anak muda dalam membawa kebudayaan Indonesia ke arah yang lebih maju dan relevan dengan tantangan zaman.
Ia menekankan dengan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia, bangsa ini memiliki potensi untuk menjadi adidaya dunia tapi itu membutuhkan langkah konkret dan kesadaran dari generasi muda.
“Apakah dengan kekayaan budaya, dengan potensi itu, negara kita bisa menjadi adidaya dunia? Tentunya perlu langkah-langkah yang harus dilakukan saat ini agar harapan itu dapat terwujud,” ujarnya.
Bobby menyebutkan, bahwa generasi muda adalah kekuatan utama Indonesia di masa depan. Generasi muda di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Garut, ungkapnya, adalah pasukan yang akan membawa bangsa Indonesia menuju peradaban dunia.
Namun demikian disebutkan Bobby, bahwa pemahaman kebudayaan selama ini masih terbatas pada seni tradisional seperti tarian dan lukisan. Padahal, kebudayaan Indonesia memiliki makna yang lebih luas, termasuk perilaku, tata krama, dan nilai-nilai luhur yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
“Begitu juga mencakup makanan serta pengobatan tradisional yang sudah hidup ratusan tahun yang lalu. Semua itu memiliki nilai luhur yang sudah meresap, yang sudah kita lakukan dan sudah berkembang sangat lama dan kita dibuat bangga akan hal itu,” katanya.
Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan budaya, Bobbt pun menekankan pentingnya kesadaran untuk merasa bangga terhadap kebudayaan sendiri. Oleh karena itu, menurutnya, setiap kegiatan yang dilakukan harus terhubung dengan nilai-nilai kebudayaan, termasuk di sektor ekonomi kreatif.
“Industri ekonomi kreatif berbasis budaya bisa menjadi sumber pendapatan, bahkan dapat memberikan dampak positif bagi pendapatan daerah,” katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyatakan dukungannya terhadap upaya Kemenbud dalam membangkitkan kesadaran generasi muda akan pentingnya melestarikan kebudayaan, terutama bagi kalangan anak muda di Kabupaten Garut.
Khususnya kegiatan saat ini, menurut Ferdiansyah, sasarannya kalangan anak muda di Kabupaten Garut sebagai generasi bangsa yang harus siap menjaga identitas diri bangsa dengan menjaga nilai-nilai kebudayaan di daerahnya.
Ia menegaskan, generasi muda harus memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya menjaga identitas budaya daerah mereka.
Ferdiansyah berharap agar nilai-nilai budaya seperti sopan santun, penghormatan kepada orang tua, empati, dan kebersihan, menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia yang tidak boleh hilang, karena dampaknya akan sangat besar bagi masa depan karena tanpa budaya yang kuat, daerah bisa menghadapi kerentanan kemiskinan.
“Nilai-nilai budaya Garut, tradisi Garut, harus dipertahankan dan dilestarikan,” katanya.
Ferdiansyah menuturkan, pentingnya menjaga dan melestarikan nilai budaya ini menjadi semakin relevan di tengah pesatnya globalisasi dan perkembangan teknologi yang dapat mengikis tradisi dan nilai-nilai lokal.
Ia berharap, dengan memanfaatkan kekayaan budaya, anak muda dapat menciptakan solusi kreatif yang berakar pada kebudayaan Indonesia.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan motivasi bagi generasi muda untuk lebih menghargai kebudayaan mereka. Selain itu juga diharapkan bisa mendorong mereka untuk berperan aktif dalam melestarikan dan memberdayakan budaya di tingkat lokal hingga nasional,” pungkas politisi Partai Golkar tersebut.**
Editor: denkur