Kemendikbud dan DPR Dorong Ragam Pangan Masuk Muatan Lokal

Senin, 15 Mei 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemendikbud dorong supaya ragam pangan masuk dalam muatan lokal sejumlah sekolah di Kabupaten Garut.


DARA | Melalui program merdeka belajar, para siswa setingkat SD, SMP, hingga SMA sederajat diharapkan bisa mendapat pengetahuan mengenai ragam pangan beserta teknologi pertanian yang bersifat tradisional dan modern.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kemendikbud Ristek, Sjamsul Hadi, mengatakan, peran muatan lokal terkait pertanian sangat penting karena dapat menunjang program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah.

Menurutnya, melalui muatan lokal tersebut para siswa juga dapat memahami nilai-nilai kearifan lokal di bidang pertanian sejak dini.

“Di dunia pendidikan kami mendorong adanya muatan lokal berkaitan tentang ragam pangan. Bagaimana teknologi tradisional, kemudian nilai-nilai kearifan memanfaatkan pupuk yang berasal dari alam (organik), tidak melulu harus melalui bahan kimia,” ujarnya.

Sjamsul mengatakan itu usai menjadi nara sumber dalam Dialog Peran Negara dan Masyarakat dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal di Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Minggu (14/5/2023).

Sjamsul menyebutkan, manfaat lain dari pemberlakuan muatan lokal melalui bidang pendidikan adalah sebagai cara lain meneruskan pengetahuan pangan dan pertanian kepada generasi penerus.

Ia menilai, selama ini praktek transfer ilmu pengetahuan teknik pertanian tradisional di masyarakat Garut telah mengalami pergeseran, karena adat dan tradisi mulai terkikis khususnya di wilayah perkotaan.

“Sebetulnya eksistensi dari tradisi pertanian di wilayah Garut masih cukup kuat, seperti tradisi mengenai syukuran atas panen yang melimpah dan sebagainya. Namun kondisi tersebut di masyarakat perkotaan Garut nampaknya ada pergeseran,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Sjamsul, Kemendikbud Ristek berupaya melakukan intervensi transfer pengetahuan dari yang tua ke yang muda, supaya pemahaman petani dengan kearifan lokal secara berkelanjutan tersampaikan kepada generasi penerus.

Dengan demikian, ungkapnya, lumbung-lumbung pangan di Garut tetap lestari, sehingga kedaulatan pangan dapat terjaga dengan baik.

Sjamsul menuturkan, terkait kedaulatan pangan di daerah, bahwa Presiden Joko Widodo pada Juni 2022 lalu memberikan arahan mengenai pentingnya menjaga ketahanan pangan pada setiap daerah Indonesia.

Instruksi tersebut, ujarnya, diberikan agar Indonesia mampu bertahan dari ancaman krisis pangan global.

Menurut Sjamsul, bahwa Indonesia merupakan negara dengan potensi pertanian yang luar biasa, memiliki perikanan melimpah, hingga tradisi dan adat istiadat yang kaya, sehingga tentunya semua yang dimiliki itu dapat dimanfaatkan untuk menjaga kedaulatan dan ketahanan pangan.

“Jadi sumber pangan itu bukan hanya beras, tapi ada sagu, jagung, dan bahan makanan lain yang dapat dimanfaatkan,” katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah, menyebutkan pihaknya mendorong agar Pemerintah Kabupaten Garut memetakan jenis sumber makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ketahanan pangan.

Selain itu, ia juga meminta konsistensi Pemkab Garut dalam menjaga ketahanan pangan di daerah.

Menurut Ferdiansyah, bukan tidak mungkin ke depan Garut bisa menjadi penyangga pangan di wilayah kabupaten sekitarnya. Misalnya jangan sampai Garut beli beras ke Bandung.

Lalu Garut beli ikan ke Bandung, padahal Garut punya laut dan pantai sepanjang 42 km sementara Bandung tidak.

“Makanya sistem ketahanan pangan di daerah, khususnya Garut mesti dipetakan agar secara konsisten menghasilkan bahan makanan melimpah,” ujarnya.

Editor: denkur | Keterangan foto:
-Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kemendikbud Ristek, Sjamsul Hadi (Foto: Ist)

Berita Terkait

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Kunjungi Korban Bencana di Sukabumi, Menteri Lingkungan Hidup Bilang Banyak yang Harus Dilakukan untuk Mengantisipasi Bencana
Kota Sukabumi Tuan Rumah Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat
BPBD Jabar Lanjutkan Masa Darurat Bencana Sukabumi, 12.651 Warga Masih Mengungsi
Cuaca Ekstrem, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Pantau Lapangan
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Minggu, 15 Desember 2024 - 22:18 WIB

Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen

Minggu, 15 Desember 2024 - 18:08 WIB

Kunjungi Korban Bencana di Sukabumi, Menteri Lingkungan Hidup Bilang Banyak yang Harus Dilakukan untuk Mengantisipasi Bencana

Berita Terbaru


Alfath Alima Hakim dan Maheswara Yogha terpilih sebagai Mojang Jajaka Jawa Barat 2024 pada malam final yang berlangsung di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Minggu (15/12/2024) malam.(Foto: biro adpim jabar)

HEADLINE

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Des 2024 - 11:03 WIB