DARA | JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI berencana mengembalikan kegiatan belajar mengajar di sekolah pada Juli 2020 mendatang. Rencananya, itu akan diterapkan untuk sekolah di daerah yang sudah dinyatakan aman dari wabah virus corona (Covid-19).
Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah pada Kemendikbud, Muhammad Haris, mengatakan pihaknya masih memetakan teknis pembelajaran di tengah pandemi corona.
Menanggapi rencana itu, pihaknya pun mengaku khawatir. Hal ini karena situasi pandemi dinilai belum aman bagi siswa dan pendidik.
Para guru berharap protokol kesehatan seperti menjaga jarak harus benar-benar dilakukan, misalnya dengan menerapkan sistem sif atau pembagian jadwal masuk siswa.
Menanggapi hal tersebut, pengamat pendidikan dari Universitas Yarsi, Fasli Jalal menyarankan seluruh siswa dan tenaga pendidik melakukan pemeriksaan virus corona secara berkala kalau memang kegiatan belajar mengajar dilakukan kembali di sekolah.
“Sebagian besar siswa kita, dosen, tenaga pendidikan harus dites dan jangan sampai ada masalah biaya di sana [pemeriksaan],” ujar Fasli melalui konferensi videon seperti dikutip cnnindonesia.com, Sabtu (16/5/2020).
Dari pemeriksaan tersebut, satuan pendidikan bisa mengetahui jika ada siswa atau pendidik yang terpapar virus selama berkegiatan di sekolah. Hal ini menurutnya penting, mengingat rentang usia siswa yang masih muda membuat mereka menjadi pembawa virus paling efektif.
“Justru karena dia muda punya daya tahan, dia bisa terinfeksi tanpa diketahui tanpa gejala, dan celakanya setelah masa inkubasi menularkan orang-orang di rumahnya,” Fasli yang merupakan mantan wakil Menteri Pendidikan.
Selain itu ia menilai, pemerintah juga perlu mempertimbangkan jumlah kasus baru dalam rentang waktu tertentu sebelum membuka kembali kegiatan di sekolah. Fasli berkaca dari negara lain yang mana aktivitas sosial termasuk sekolah baru diputuskan setelah kasus konsisten menurun selama dua pekan.
Setelah kasus menurun signifikan, lanjutnya, pemerintah juga perlu membuat standar operasional prosedur (SOP) atau protokol kesehatan yang ketat.
Fasli menilai pandemi mengharuskan semua pihak terbiasa dengan the new normal atau kebiasaan baru, termasuk di ranah pendidikan. Fasli berpendapat pemerintah harus memberikan bimbingan dan pelatihan kepada guru. Ini untuk memastikan pendidikan di tengah pandemi berjalan baik.
“Guru kita selama ini disuapi berpuluh tahun. Akibatnya kreativitas menurun. Bukan karena keinginan tapi sistem yang buat dia enggak kreatif. Sekarang merdeka belajar ada peluang baru. Tapi gimana cara pindah dari yang lama ke baru,” pungkasnya.***