DARA | BANDUNG – Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) selama Ramadan, khususnya menjelang Idul Fitri, itu hal biasa.
Menurut Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Hj Popi Hopipah, kondisi tersebut merupakan hukum dagang, yakni saat permintaan pasar banyak, saat itu harga akan naik. Sekalipun stok banyak, jika ada keterlambatan pemasokan atau apapun itu, akan mempengaruhi harga di pasar.
“Tapi insya Allah, menjelang Idul Fitri tahun ini ketersediaan pangan Kabupaten Bandung aman,” katanya seperti dirilis Humas Pemkab Bandung, yang kami terima Senin (13/5/2019).
Pihaknya akan terus memantau harga kepokmas di pasaran. Ia yakin hal tersebut dapat memberikan ketenangan bagi masyarakat, khususnya yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Ia bersyukur harga bawang putih di pasaran turun jadi Rp65 ribu/kg, setelah sempat tembus di harga Rp100 ribu/kg. Daging dari Rp120 ribu/kg sekarang Rp110 ribu/kg dan tetelan dikisaran Rp 75 ribu/kg. Sementara minyak goreng masih stabil di kisaran Rp2 ribu/liter.
Selain itu, guna mengantisipasi beredarnya daging celeng menjelang hari raya, dia telah meminta pihak berwenang untuk memperketat keamanan, baik di daerah Kabupaten Bandung seperti Majalaya dan Ciwidey maupun terminal Leuwi Panjang serta bus lintas Sumatera (antarpulau).
Jadi, menurut dia, belilah daging di kios-kios resmi yang ada di dalam pasar. Jika masyarakat membeli daging di luar pasar, apalagi dengan harga lebih murah, pihaknya tidak bisa menjaminnya. “Karena sekarang modusnya itu, daging celeng dilumuri darah sapi. Jadi kalau tidak tes DNA tidak ketahuan kalau itu daging celeng,” katnya.***
Editor: Ayi Kusmawan