Kenapa Ibu Hamil Harus Sembunyi Saat Gerhana Bulan?

Kamis, 27 Mei 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Yudi/dara.co.id

Foto: Yudi/dara.co.id

Gerhana Bulan Total (GBT) peristiwa terhalanginya sinar matahari oleh bumi yang menyebabkan tidak semua cahaya sampai ke bulan. GMT terjadi ketika posisi matahari, bumi dan bulan dalam posisi sejajar.


DARA – Pada Peristiwa ini bulan akan berwarna merah (Blood Moon). Merupakan peristiwa langka dan baru akan terjadi kembali tahun 2033.

Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar umat muslim melaksanakan salat sunat gerhana bulan berjamaah. Seperti yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Muniriyyah Dusun Rancabogo Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden, Subang, kemarin petang, Rabu 26 Mei 2021 sekitar pukul 18:30 WIB atau badal Magrib.

Shalat berjamaah gerhana diawali salat magrib berjamaah bersama santri dan warga sekitar. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muniriyyah, KH Munirudin sebelumnya menyampaikan tata cara pelaksanaan salat sunat gerhana bulan.

Lalu, mengupas sejarah asal mula diadakannya salat gerhana bulan sesuai anjuran yang juga dilakukan Rasulallah saat terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari.

Terkait kepercayaan masyarakat bahwa ibu hamil harus sembunyi saat terjadi gerhana bulan itu berawal dari saat putra Nabi Muhamad SAW wafat dan langsung terjadi gerhana bulan. Kemudian diklaim masyarakat di jaman itu bahwa meninggalnya putra Nabi Muhamad SAW ini karena datangnya gerhana bulan.

Padalah, saat itu pun Nabi Muhamad SAW langsung menjawab bahwa kematian putranya ini tidak ada hubungan dengan datangnya gerhana bulan. Namun, entah kenapa itu menjadi kepercayaan masyarakat hingga saat ini.

Setelah itu baru dilaksanakan salat gerhana bulan berjamaah.

Usai salat gerhana bulan dalam khutbahnya Ustad Deden, salah satu pengajar di Pondok Pesantren Al-Muniriyyah yang juga sebagai anak sulung dari Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muniriyyah, menyampaikan, hidup seseorang itu tidak ada hubungannya dengan gerhana bulan, dan matinya seseorang juga tidak ada hubungannya dengan terjadinya gerhana bulan.

Adanya gerhana bulan merupakan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT. “Kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca istigfar saat gerhana terjadi dan melakukan banyak sedekah sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT.”

Dilanjutkan dengan membaca Ratibul-Athos secara bersama-sama lalu salat isa berjamaah dan kegiatan rentetan salat gerhana bulan pun berakhir.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Tatacipta Dirgantara Rektor ITB, Bey : I’m Very Proud Of You, Pokona Mah
Rakor Bersama Mendagri, Sekda Kabupaten Sukabumi Siap Laksanakan Asta Cita Presiden
Pemda Cirebon Prioritaskan Langkah Penanganan Banjir
Dari Sertijab Kasat Reskrim dan Kasat Lantas Polres Sukabumi
Rencana Kerja Pemkab Cirebon Tahun 2026 Fokus pada Isu Strategis
Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat
Sekilas Mengenal Golok Cisaat Sukabumi
Bhakti Sosial, Polres Sukabumi Gelar Operasi Katarak Gratis
Berita ini 5 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 21 Januari 2025 - 11:03 WIB

Tatacipta Dirgantara Rektor ITB, Bey : I’m Very Proud Of You, Pokona Mah

Senin, 20 Januari 2025 - 18:29 WIB

Rakor Bersama Mendagri, Sekda Kabupaten Sukabumi Siap Laksanakan Asta Cita Presiden

Senin, 20 Januari 2025 - 16:18 WIB

Pemda Cirebon Prioritaskan Langkah Penanganan Banjir

Senin, 20 Januari 2025 - 16:07 WIB

Dari Sertijab Kasat Reskrim dan Kasat Lantas Polres Sukabumi

Senin, 20 Januari 2025 - 15:55 WIB

Rencana Kerja Pemkab Cirebon Tahun 2026 Fokus pada Isu Strategis

Berita Terbaru

HUKRIM

DC Beraksi di Pameungpeuk, Resiko Digelandang ke Mapolsek

Selasa, 21 Jan 2025 - 06:30 WIB

mobil sim keliling kabupaten Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Selasa 21 Januari 2025

Selasa, 21 Jan 2025 - 06:19 WIB