Rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad berada di kawasan Masjidil Haram, Makkah. Rumah itu rumah kakeknya yang bernama Abdul Muthalib, tepatnya di Kampung Suuq Lail, Arab Saudi.
DARA | Rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW itu berdekatan dengan Ka’bah. Jaraknya hanya sekitar 150 meter saja. Juga berhadapan dengan Zam-Zam Tower serta dengan Safa dan Marwa.
Zam-Zam Tower ini berupa sumber mata air zam-zam. Sudah ada sejak 4000 tahun lalu. Namun, airnya tak pernah habis.
Rasulullah SAW lahir di Makkah 12 Rabiul Awwal. Bertepatan dengan tahun Gajah, yakni pada 571 Masehi. Dulunya tempat ini terkenal sebagai Lembah Abu Thalib berdasar Sirah an-Nabawiyah.
Kala Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, rumah tersebut jadi tempat tinggal anak Abu Thalib yang bernama Aqil bin Abi Thalib beserta keturunannya. Lalu, rumah ini dibeli istri Khalifah Abbasiyah Al-Mahdi, yakni Khaizuran.
Bagi umat muslim tentu saja kelahiran Nabi Muhammad sangat istimewa. Bahkan, pemerintah setempat mengambil tindakan cepat dengan melakukan pemugaran hingga berubah jadi perpustakaan.
Bangunan perpustakaan ini berdiri dengan ukuran 10×18 meter. Sudah berdiri sejak tahun 1370 H.
Meski berupa perpustakaan umum, namun tak semua orang bisa memasukinya secara mudah. Ada aturan khusus yang harus setiap pengunjung patuhi.
Pemerintah setempat melarang semua pengunjung untuk melakukan ibadah sholat di area ini. Tujuannya untuk mencegah sholat yang menghadap ke rumah tempat Nabi Muhammad dilahirkan, sebab hanya Ka’bahlah yang jadi arah kiblatnya.
Larangan ini tercantum dengan jelas di perpustakaan dalam beragam bahasa. Mulai dari Indonesia, Urdu, Turki, India, hingga Arab. Maksudnya untuk memudahkan pengunjung dalam memahami imbauan yang pemerintah buat.
Tujuan Pemugaran Tempat Kelahiran Nabi Muhammad
Pemerintah setempat pastinya memiliki alasan kenapa mengubah rumah kelahiran Nabi Muhammad jadi perpustakaan. Tujuan utamanya ialah mencegah tindakan syirik.
Pemerintah khawatir jika peninggalan sejarah kelahiran Nabi Muhammad itu jadi ajang masyarakat untuk berbuat syirik.
Dengan alasan tersebut, pemerintah berupaya sebaik mungkin dalam menjaga akidah sekaligus keyakinan umat Islam untuk menyembah hanya kepada Allah SWT. Jangan sampai peninggalan sejarah Islam tersebut disalahgunakan. Langkah yang pemerintah setempat ambil ini pun mendapat dukungan banyak pihak.
Editor: denkur | Sumber: harapanrakyat