BMKG memprediksi tanggal 5 hingga 10 Januari 2020 akan masuk aliran udara basah dari arah Samudera Hindia sebelah barat pulau Sumatera di sepanjang ekuator. Aliran udara ini berdampak meningkatnya intensitas curah hujan menjadi lebih ekstrem.
DARA | JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, berharap ketegasan para pemimpin daerah dalam mengingatkan masyarakat untuk mengungsi. Melihat prediksi cuaca ekstrem yang masih akan terus terjadi hingga pertengahan Februari 2020.
“Sangat diharapakan ketegasan para pemimpin daerah untuk mengingatkan masyarakat. Harta penting. Tapi nyawa lebih penting,” kata Doni, kemarin, dilansir bnpb.go.id.
Belajar dari pengalaman di Konawe Utara, lanjut dia, bupati dan kepala dinas, camat serta kepala desa memaksa penduduknya untuk evakuasi dan mengungsi sementara. Sehingga, ketika air hujan dan air bah datang, rumah mereka hanyut terbawa arus namun korban tidak ada.
Tidak hanya pemimpin daerah, Doni juga menegaskan, merupakan tugas media sebagai salah satu komponen pentahelix untuk terus mengingatkan masyarakat melalui pemberitaan. Termasuk mengikuti perkembangan informasi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Bagi masyarakat yang berada di tempat relatif rendah atau dulu pernah menjadi kawasan penimbunan, ia imbau, harus terus diwaspadai. Air, katanya, akan kembali mencari tempat semula.
“Untuk yang tinggal dekat daerah aliran sungai diusahakan jangan ada di rumah dan mengikuti arahan tim evakuasi untuk mengungsi di posko yang telah tersedia,” ujarnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan analisis BMKG yang memprediksi tanggal 5 hingga 10 Januari 2020 akan masuk aliran udara basah dari arah Samudera Hindia sebelah barat pulau Sumatera di sepanjang ekuator. Aliran ini berdampak meningkatnya intensitas curah hujan menjadi lebih ekstrem.
“Sehingga, masih akan berpotensi hujan ekstrem di wilayah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi sampai Lampung, termasuk Jawa, tentunya Jabodetabek,” katanya.
Kemudian, lanjutnya, aliran masih berjalan pada tanggal 10 hingga 15 Januari 2020 akan bergerak ke Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Tenggara. Fenomena ini, menurut dia, dapat meningkatkan kembali intensitas curah hujan dan merupakan siklus, yang diprediksi terjadi lagi di akhir Januari hingga awal Februari (jangka waktu sekitar 3-5 hari) dan akan terulang lagi pada pertengahan Februari. “Siklus ini perlu diantisipasi sejak dini dan dipersiapkan mitigasinya,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan