Porkota Sukabumi tak mau dikotori oleh adanya atlet cabutan. Karena itu, panitia tak segan mendiskualifikasinya jika ketahuan ada atlet cabutan.
DARA | SUKABUMI – Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Sukabumi, Jawa Barat melarang pemgikutsertaan atlet pada Pekan Olahraga Kota (Porkota). Even o;ahraga yang digelar tahunan oleh Pemkot SukabumI ini merupakan ajang silaturahmi sekaligus pencarian bibit atlet baru.
“Peserta dilarang membawa pemain cabutan. Jika ketahuan, panitia langsung melakukan diskualifikasi terhadap pemain tersebut,” kata Kabid Olahraga Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Sukabumi, Caesar Anwar, di sela Porkota, di lapang Merdeka, Selasa (29/10/2019).
Ia menjelaskan, Porkota juga merupakan salah satu seleksi atlet atlet terbaik ke tingkat lebih tinggi baik Porda maupun PON. “Beberapa cabor, menjadikan Porkota ini ajang seleksi baik untuk Porda maukun PON,”ujarnya.
Caesar menyebutkan, ada tujuh Cabor yang akan dipertandingkan dari tujuh kecamatan. Sementara pelaksanaannya dibagi di sejumlah venue, yakni cabor atletik di Stadion Suryakencana, bulutangkis di SMKN 1, futsal di GOR Garuda, bola voli di Lapdek, catur di Kantor Camat Cikole, dan tenis lapang di Setukpa Polri.
“Insya Allah, pelaksanaan selama tiga hari. Memperbutkan piala bergilir walikota,”kata dia, seraya menambahkan, setiap kecamatan dapat mengirimkan peserta dari seratus hingga 120 atlet.
Sementara Walikota Sukabumi Achmad Fahmi, membenarkan adanya sistem diskualifikasi jika ditemukan atlit naturalisasi di ajang Porkota Sukabumi ini. “Dalam Porkota ini, kita sedang mencari bibit murni di wilayah kecamatan masing-masing,” kata Fahmi.
Tidak semua kota/kabupaten, menurut dia, menggelar Porkota. Namun Kota Sukabumi memandang perlu, karena selain dapat memperkuat kebersamaan antarwilayah, serta bentuk tranparan dalam mencari atlit terbaik dan komitmen dalam membangun dunia kesehatan lewat olahraga.***
Wartawan: Riri Satiri | Editor: Ayi Kusmawan