DARA | BANDUNG – Harga minyak berjangka naik di atas dua persen pada akhir perdagangan Senin (22/6/2020) waktu Amerika Serikat atau Selasa (23/6/2020) pagi WIB. Kenaikan terjadi di tengah ketatnya pasokan minyak mentah dari produsen utama dan karena penguncian virus corona atau Covid-19 yang terus diperlonggar.
Dilansir dari cnnindonesia.com, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 89 sen atau 2,1 persen menjadi ditutup pada 43,08 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Agustus, kontrak yang lebih aktif hari itu, berakhir naik 90 sen atau 2,3 persen menjadi 40,73 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
WTI untuk pengiriman Juli juga meningkat 71 sen menjadi menetap di 40,46 dolar AS per barel. Kontrak Juli untuk WTI berakhir pada akhir sesi Senin (22/6/2020).
Dalam pekan yang berakhir Jumat (19/6/2020) lalu harga minyak WTI naik 9,6 persen dan Brent naik 8,9 persen. Kenaikan didukung oleh pemulihan permintaan bahan bakar karena penguncian wilayah atau lockdown di sejumlah negara sudah dilonggarkan.
Pelonggaran tersebut membuat kegiatan ekonomi yang sempat terhenti beberapa bula bisa dimulai kembali. Selain faktor tersebut, harga minyak juga mendapat dorongan dari anjloknya jumlah rig minyak AS dan Kanada.
Presiden Konsultan Lipow Oil Associates, Andy Lipow mengatakan jumlah rig menjadi indikator pasokan di masa depan. Jumlah rig minyak di AS dan Kanada memang jatuh ke level terendah baru minggu lalu.
Sementara itu Wakil Presiden Riset Pasar di Tradition Energy, Gene McGillian, di Stamford, Connecticut mengatakan pasar saat ini memang masih dihantui ketakutan virus corona.
“Meskipun demikian pasar terus bergerak lebih tinggi dengan harapan bahwa semuanya akan kembali normal,” kata McGillian seperti dikutip dari Antara, Selasa (23/6/2020).
Selain itu, prospek kepatuhan yang lebih besar oleh OPEC dan sekutu terhadap keputusan pengurangan produksi juga mendukung minyak.***