Jumlah keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 Kota Bandung sudah mencapai 75.03 persen per Senin (25/1/2021). Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara makin “mengencangkan alarm” bagi warga Kota Bandung agar lebih disiplin melakukan protokol kesehatan.
DARA – “Persentase 75.03 persen ini bukan diartikan bahwa terjadi penurunan jumlah kasus pasien terkonfirmasi di Kota Bandung, melainkan RS rujukan ini yang menambah kapasitasnya untuk layanan Covid-19. Tepatnya, kita sudah menambah sebanyak 66 tempat tidur di beberapa RS rujukan tersebut,” ujarnya, di Balai Kota Bandung, Selasa (26/1/2021).
Ahyani mengatakan, setiap RS rujukan Covid-19 di Kota Bandung sudah memiliki skenario untuk dapat mengetahui jika terjadi penambahan kasus.
Skenario ini memungkinkan pihak RS dapat mengetahui kebutuhan ruangan dan fasilitas yang harus ditambahkan untuk dapat tetap melayani pasien corona.
“Komitmen setiap RS rujukan untuk terus dapat berupaya menambah sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dalam melayani pelayanan pasien Covid-19 di Kota Bandung sudah cukup bagus. Tetapi perlu diingat, RS rujukan di Kota Bandung tidak hanya melayani kasus di dalam Kota Bandung, namun melayani wilayah cakupan Bandung Raya,” jelasnya.
Untuk saat ini, kata Ahyani, pihaknya terus berupaya agar tidak semua pasien terkonfirmasi Covid-19 harus masuk ke RS rujukan. Oleh karena itu, bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan Forum Komukasi Pimpinan Daerah Kota Bandung, pihaknya terus menyiapkan penambahan ruang ruang isolasi mandiri bagi pasien pasien tanpa gejala (OTG) atau pasien dengan gejala yang ringan dan sedang agar dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang lain.
“Kami berharap juga dari sektor kewilayahan dapat membuat tempat-tempat isolasi sesuai dengan kapasitas dan potensi yang ada di masing-masing wilayah. Hal ini kita upayakan untuk dapat mengurangi beban pelayanan pasien Covid-19 di RS. Sehingga dapat memprioritaskan pasien Covid-19 yang memiliki gejala yang berat,” katanya.
Dia mengungkapkan, Dinkes Kota Bandung terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan instansi lain agar dapat memaksimalkan fasilitas kesehatan, salah satunya Secapa TNI AD.
Namun, Ahyani kembali menekankan, upaya pemerintah tidak akan membuahkan hasil tanpa dukungan masyarakat. Masyarakat hanya perlu menjaga kesehatan dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
“Fasilitas kesehatan itu adanya di hilir. Tetapi bagaimana pun benteng utamanya adalah setiap individu harus terus meningkatkan disiplinnya menegakkan protokol kesehatan. Dan juga saling mengingatkan dan mengawasi satu sama lainnya agar benteng ini tidak dapat bobol atau runtuh,” ujar Ahyani.
Untuk mengetahui tingkat keterisian tempat tidur, masyarakat bisa mengaksesnya melalui aplikasi SIRANAP RS. Aplikasi itu bisa diunduh di PlayStore.
“Informasi mengenai ketersediaan tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU contohnya dapat dilihat secara transparan di aplikasi ini,” tutur Ahyani.***
Editor: denkur